Palembang (ANTARA) - Dokter hewan mengingatkan pemerintah agar tidak lengah menangani kemungkinan wabah yang berasal dari hewan, seperti kasus cacar monyet baru-baru ini.

Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel Dr. (drh). Jafrizal, Sabtu, mengatakan cacar monyet dan wabah membahayakan lainnya seperti flu burung, flu babi dan rabies pada dasarnya disebabkan penanganan kesehatan hewan yang kurang baik.

"Wabah flu burung, flu babi, rabies dan lainnya yang disebabkan oleh virus kebanyakan penularannya bukan dari manusia ke manusia, tapi dari hewan ke manusia (zoonosis), maka jika tidak tertangani dengan baik dari segi hewannya, ada kemungkinan akan terulang kembali," ujar Dr. (drh). Jafrizal.

Menurut dia, virus-virus pada hewan akan terus bermutasi karena sangat tergantung dengan lingkungan, perubahan lingkungan seringkali menjadi celah virus-virus berkembang lalu masuk ke tubuh manusia.

Sehingga, berbagai penanganan wabah penyakit seperti vaksinasi, bio security, dan desiinfeksi perlu dimaksimalkan terus-menerus, meskipun sifatnya hanya meredam serta tidak menghilangkan secara keseluruhan.

"Jika tidak terjadi kasus, artinya wabah sedang 'tiarap', bukan sudah hilang, pada waktu-waktu tertentu yang memungkinkan bisa muncul lagi, flu burung dan antraks itu  berulang," lanjutnya.

Khususnya Sumsel dan Kota Palembang, kata dia, belum bisa bebas dari wabah rabies karena tingkat vaksinasi pada anjing liar masih sangat rendah.

"Sumsel sampai kapanpun tidak akan bebas rabies, karena untuk bebas harus 75 persen anjing tervaksinasi, sedangkan saat ini baru 10 persen, sebabnya memang fokus pemerintah terhadap hal itu masih kurang," jelasnya.

Ia mengimbau pemerintah pusat dan daerah meningkatkan pengawasan penanganan hewan-hewan produksi, peliharaan dan liar dengan memperkuat kekebalan lingkungan.

"Jika wabah sudah merebak, butuh miliaran rupiah untuk menanganinya, selain itu manusia yang terjangkit wabah virus kecil sekali kemungkinan untuk selamat, sehingga memang perlu dicegah terus, jangan lengah," kata Dr. (drh). Jafrizal.


 

Pewarta : Aziz Munajar
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024