Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Pemerhati perempuan dan anak Giwo Rubianto Wiyogo meminta para orang tua untuk mengajari anak rasa malu sejak dini guna mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak.
"Kasus pelecehan seksual anak sebenarnya bisa dicegah dengan menanamkan rasa malu pada anak sedini mungkin," ujar Giwo di Jakarta, Sabtu.
Dia memberi contoh, untuk anak perempuan jangan diberikan pakaian yang terbuka. Begitu juga dengan anak laki-laki perlu diajarkan sedini mungkin untuk buang air kecil dan mengganti baju di tempat tertutup.
"Orang tua jangan membiasakan anak laki-laki untuk buang air kecil sembarangan. Kebiasaan orang tua kita, anak laki-laki malah dibiasakan untuk buang air kecil sembarangan," katanya.
Penanaman rasa malu, kata dia, merupakan investasi pendidikan yang harus ditanamkan pada anak untuk menghindari terjadinya kasus pelecehan seksual pada anak.
Dia meminta agar anak mampu menolak jika ada guru maupun orang terdekat yang melakukan tindakan tidak seharusnya.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu mengaku prihatin dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak.
"Anak harus diberikan pengetahuan seksual, karena bagaimana pun kasus pelecehan seksual anak bisa menghancurkan tumbuh kembang anak pada masa depan serta mempunyai sikap antisosial," papar dia.
Selain itu, dampak jangka panjangnya adalah korban pelecehan seksual bisa menjadi korban pelaku jika tidak mendapatkan terapi.
"Kami berharap pelaku dihukum seberat-beratnya dan ke depan, sekolah bisa memberikan rasa aman anak," imbuh dia.
Sebelumnya, oknum guru di Jombang, Jawa Timur, mencabuli puluhan siswinya dengan menggunakan modus rukyah. Tak hanya di Jombang, oknum Sekretaris Desa di Aceh Barat Daya mensodomi 26 anak.
(T.I025/B.S. Hadi)
"Kasus pelecehan seksual anak sebenarnya bisa dicegah dengan menanamkan rasa malu pada anak sedini mungkin," ujar Giwo di Jakarta, Sabtu.
Dia memberi contoh, untuk anak perempuan jangan diberikan pakaian yang terbuka. Begitu juga dengan anak laki-laki perlu diajarkan sedini mungkin untuk buang air kecil dan mengganti baju di tempat tertutup.
"Orang tua jangan membiasakan anak laki-laki untuk buang air kecil sembarangan. Kebiasaan orang tua kita, anak laki-laki malah dibiasakan untuk buang air kecil sembarangan," katanya.
Penanaman rasa malu, kata dia, merupakan investasi pendidikan yang harus ditanamkan pada anak untuk menghindari terjadinya kasus pelecehan seksual pada anak.
Dia meminta agar anak mampu menolak jika ada guru maupun orang terdekat yang melakukan tindakan tidak seharusnya.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu mengaku prihatin dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak.
"Anak harus diberikan pengetahuan seksual, karena bagaimana pun kasus pelecehan seksual anak bisa menghancurkan tumbuh kembang anak pada masa depan serta mempunyai sikap antisosial," papar dia.
Selain itu, dampak jangka panjangnya adalah korban pelecehan seksual bisa menjadi korban pelaku jika tidak mendapatkan terapi.
"Kami berharap pelaku dihukum seberat-beratnya dan ke depan, sekolah bisa memberikan rasa aman anak," imbuh dia.
Sebelumnya, oknum guru di Jombang, Jawa Timur, mencabuli puluhan siswinya dengan menggunakan modus rukyah. Tak hanya di Jombang, oknum Sekretaris Desa di Aceh Barat Daya mensodomi 26 anak.
(T.I025/B.S. Hadi)