Pada 2017, sebanyak tiga warisan dokumenter Indonesia yakni arsip konservasi Borobudur, arsip tsunami Samudra Hindia serta naskah Cerita Panji telah diakui sebagai ingatan kolektif dunia (Memory of the World/MoW) oleh UNESCO.

Warisan dokumenter ini menjadi bukti penting dalam sejarah umat manusia, dokumen-dokumen yang diajukan adalah sebagai warisan budaya yang bersifat global dan memiliki keterkaitan dengan bangsa lain.  

Arsip konservasi Borobudur digagas oleh Balai Konservasi Borobudur di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Alasan Balai Konservasi Borobudur mengajukan arsip konservasi Borobudur tersebut karena itu merupakan proyek konservasi terbesar pada abad 20 yang didanai dunia internasional dan merupakan proyek pertama yang menggunakan teknik modern untuk konservasi monumen.

Pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur ini mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini dan dapat digunakan untuk menemukan solusi bagi permasalahan konservasi yang ada.

Sementara itu naskah cerita Panji diusulkan oleh Perpustakaan Nasional RI secara nominasi bersama dengan negara Malaysia, Kamboja, Belanda dan Inggris.

Cerita Panji merupakan karya sastra dari abad ke-13 dan menjadi salah satu perkembangan sastra Jawa tanpa dibayangi oleh epos India Ramayana dan Mahabharata.

Karya sendi dari Indonesia yang diserahkan ke UNESCO. (ANTARA Sumsel/Ist/17)


CHEADSEA telah diusulkan  Indonesia sejak 2014, namun baru dapat disahkan di tahun ini.

CHEADSEA tersebut akan berdiri di bawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menjadi wadah kerja sama antara peneliti di dunia di bidang evolusi.

Lembaga itu nantinya akan memuat berbagai kegiatan seperti pertukaran ahli, penelitian, publikasi , konferensi dan lainnya, sehingga para ahli evolusi manusia dari berbagai disiplin ilmu dapat bertemu.

Indonesia mengusulkan untuk membangun CHEADSEA karena negara ini memiliki potensi luar biasa sebagai tempat yang memiliki situs-situs evolusi manusia seperti di Sangiran.

Indonesia pun menjalin kerja sama dengan beberapa negara seperti Georgia dibidang evolusi manusia.

Tahun ini Indonesia-Georgia mneggelar pameran bersama yaitu "Prehistoric Heritage" yang menampilkan Homo Erectus dari Dminasi, Georgia dan fosil Indonesia yang berasal Sangiran, Trinil, Ngandong serta Mojokerto.

Tak hanya menggelar pameran kedua negara berencana saling bertukar duplikasi manusia purba, dan berencana akan mengadakan pertukaran peneliti dibidang evolusi manusia.


Pewarta : Aubrey Kandelila Fanani
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024