Jakarta (ANTARA) - Siapa sangka di jantung hutan Amazon yang rimbun, tersimpan tempat nyaman untuk menyeruput segelas cokelat dingin, sambil memandangi pepohonan hijau.
Terlebih ditambah canda tawa bersama dengan keluarga atau sahabat, akan semakin membuat hidup lebih terasa berharga untuk dijalani.
Siang itu, suhu di Belém, ibu kota negara bagian Pará, Brasil, berkisar antara 30 hingga 31 derajat Celsius.
Panasnya menusuk, tapi justru itulah waktu yang tepat untuk mulai mengeksplor sisi lain kota ini.
Rombongan memutuskan menyeberang ke Pulau Combu, sebuah pulau kecil di seberang sungai yang terkenal dengan wisata kuliner dan produksi cokelat organiknya.
Untuk menuju ke pulau tersebut, terdapat beberapa dermaga penghubung di Kota Belém, salah satunya berada di Praca Princesa Isabel, tepatnya di Dermaga Rui Barata.
Dengan merogoh kocek 12 BRL, kami naik perahu mesin dengan kapasitas 32 orang.
Sebelum berangkat, awak kapal memperagakan cara penggunaan lifejacket dan meminta para penumpang untuk mengenakannya, hingga sampai ke tujuan.
Pulau Combu letaknya di Sungai Guama, yang merupakan anak Sungai Amazon.
Perjalanan ke Pulau Combu menggunakan kapal, seru. Perahu meluncur cepat, membuat cipratan air mengenai wajah dan rambut.
Tawa riuh penumpang terdengar di antara percikan air, menambah semarak perjalanan singkat yang memakan waktu sekitar 20 menit itu.
Sesampainya di Pulau Combu, perahu akan berhenti di titik-titik wisata dan kuliner di sepanjang pulau tersebut.
Sungai Guamá seakan menjadi jalur kehidupan bagi masyarakat Belém. Di sepanjang tepian, tampak rumah makan, tempat wisata, maupun hotel berbentuk panggung berdiri di antara rerimbunan pohon dan sungai.
Rumah coklat
Perhentian pertama kami adalah Casa do Chocolate (Rumah Cokelat), yang menjadi ikon wisata Pulau Combu.
Begitu menginjakkan kaki di dermaga kecilnya, udara panas seketika mereda di bawah naungan pepohonan lebat yang mengelilingi area tersebut.
UMKM ini mulai beroperasi sejak 10 Juni 1999.
Tak sekadar menjual rasa, mereka juga konsisten menjaga tradisi masyarakat tepi sungai yang telah menanam kakao selama bertahun-tahun.
Di Casa do Chocolate, pengunjung bisa melakukan tur coklat dan mencicipi potongan-potongan kecil cokelat yang disajikan dengan berbagai kadar kandungan cokelat.
Semakin tinggi persentase kandungan cokelat, rasanya akan semakin pahit.
"Aduh pahit banget kayak hidup," kata salah satu teman perjalanan, saat mencicipi cokelat dengan kandungan 100 persen cokelat.
Cokelat yang tersedia di Casa do Chocolate mulai dari kandungan cokelat 55 persen, 64 persen, 70 persen, 86 persen, dan 100 persen, yang semuanya tidak memiliki kandungan susu.
Menyeruput manisnya cokelat Amazon di Pulau Combu
Hotel Tribo Combu di Sungai Guama, anak Sungai Amazon, Belém, Brasil. ANTARA/Anita Permata Dewi
