Kupang (Antarasumsel.com) - Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur namanya terus menggeliat setelah mendapat penghargaan sebagai daerah tujuan wisata terfavorit tingkat internasional.
Penetapan kepada Labuan Bajo sebagai destinasi internasional itu setelah melalui seleksi yang dilakukan Kementerian Pariwisata dengan melihat semua rekaman pariwisata di seluruh dunia dan juga pariwisata di tingkat domestik.
Tidak mengherankan jika Labuan Bajo kini terus didatangi oleh para wisatawan, baik domestik maupun internasional untuk melihat dari dekat sosok keindahan alam yang terbentang di antara pulau-pulau hingga ke Taman Nasional Komodo (TNK).
Indikator pendukung yang menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata terfavorit itu setelah adanya survei juga yang dilakukan oleh CNN yang menyatakan Labuan Bajo merupakan tempat snorkling terbaik ke-2 di dunia setelah Raja Ampat.
Labuan Bajo juga memiliki banyak destinasi wisata seperti Pantai Pede yang indah, Batu Cermin, pulau-pulau kecil yang memiliki ikon utama satwa purba raksasa Komodo di Pulau Komodo dan Rinca serta pantai berwarna pink dan gua ular.
Labuan Bajo boleh dikata, sudah menjadi surga dan tempat wisata yang menarik bagi para wisatawan domestik dan internasional. Romantisme Labuan Bajo dengan gugusan pulau-pulau kecil yang indah dan eksotik, seakan membuat semua wisatawan tak lepas dari ingatan.
Ada satu hal yang membuat Labuan Bajo menjadi faktor penentu dalam mendapatkan penghargaan tersebut, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu, adalah keramatamahan masyarakatnya.
Faktor keramatamahan yang menjadi salah satu bagian terpenting dalam Sapta Pesona itu, tampaknya telah membuat Labuan Bajo menjadi destinasi penting dalam kepariwisataan di provinsi berbasis kepulauan ini.
Selain memiliki beraneka ragam corak dan keindahan alam, Labuan Bajo juga memiliki danau Sanonggoang yang merupakan wisata alam yang indah yang selama ini tampaknya belum mendapat perhatian wisatawan.
Dengan menelusuri pulau-pulau yang indah nan eksotik, para wisatawan terus berlayar menuju ke Pulau Komodo dan Rinca untuk melihat dari dekat binatang purba raksasa bernama "Varanus Kommodoensis" itu.
Mamalia darat yang langka itu pun telah dinobatkan pula menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders). Dengan penobatan tersebut maka Labuan Bajo kini menjadi tujuan utama pembangunan pemerintah untuk mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan mancanegara ke sana.
Pada September 2013, Pulau Komodo resmi dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia oleh organisasi New7Wonders.
Enam keajaiban dunia lainnya adalah Halong Bay (Vietnam), Amazon (Amerika Latin), Pulau Jeju (Korea Selatan), Table Mountain (Afrika Selatan), Air Terjun Iguazu (Amerika Latin), dan Puerto Princea Underground River (Filipina).
Bagi para wisatawan yang sering datang ke Pulau Komodo, tentu akan melihat dari dekat pantai berwarna pink. Dan pantai berwarna pink tersebut bercampur dengan pasir putih dan merah, yang konon berasal dari serpihan koral merah yang hancur.
Di Taman Nasional Komodo, para wisatawan dapat melihat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan asal Asia dan Australia serta 253 spesies karang pembentuk terumbu, 70 spesies sponge, dan 1.000 spesies ikan. Di sanalah tempat hidup dugong, hiu, 14 jenis paus, lumba-lumba, dan kura-kura.
Kadal raksasa Komodo yang termasuk hewan purba ini pertama kali ditemukan oleh Peter Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor pada 1910. Di Pulau Komodo terdapat sekitar 2.500 ekor komodo.
Sejak Pulau Komodo dikampanyekan untuk masuk nominasi salah satu keajaiban dunia tahun 2011, jumlah turis ke pulau itu meningkat fantastis.
Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo berimplikasi pada peredaran uang di Labuan Bajo yang ditaksir mencapai lebih dari Rp838 miliar.
Jumlah itu berdasarkan asumsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah itu mengeluarkan biaya minimal Rp1 juta per hari untuk pemenuhan sejumlah kebutuhannya, seperti akomodasi, transportasi, makan, dan minum.
Jika diasumsikan dengan lama wisatawan tinggal paling kurang lima hari, maka diperoleh Rp838 miliar. Ini sebuah angka yang luar biasa dan fantastis.
Data Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat menunjukan bahwa pada periode Januari-Agustus 2015, jumlah wisatawan baik asing, nusantara maupun lokal yang berkunjung ke TNK sebanyak 40.807 orang.
Sedangkan, pada periode yang sama tahun 2014 lalu, sebanyak 32.750 orang. Mayoritas wisatawan yang ke TNK adalah wisatawan asing. Sepanjang Januari-Agustus 2015, wisatawan asing yang berkunjung ke TNK mencapai 30.425 orang.
Jumlah ini meningkat 0,94 persen dibandingkan periode Januari-Agustus 2014 yang mencapai 30.141 orang. Sedangkan jumlah wisatawan nusantara yang mendatangi TNK pada Januari - Agustus 2015 sebanyak 10.251 orang, meningkat 46,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 6.979 orang.
Sementara pada semester pertama 2016, tercatat sebanyak 14.000 wisatawan mancanegara ke Labuan Bajo dan Komodo atau naik sekitar 15 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menurut Marius Ardu Jelamu, para wisatawan yang masuk dari Labuan Bajo biasanya melakukan kunjungan ke Pulau Komodo dan wisata alam lain di ujung barat Pulau Flores seperti Pulau Rinca, Waerebo dan Kampung Bena di Ngada kemudian ke Ende, Maumere, Flores Timur dan melakukan perjalanan darat hingga ke Pulau Alor untuk berselancar.
Kebijakan bebas visa dari pemerintah tampaknya turut mendukung peningkatan kunjungan wisatawan khusunya di NTT karena orang-orang di berbagai negara bisa dengan mudah masuk dan mengunjungi destinasi wisata yang ada di daerah ini.
Ada 10 destinasi unggulan pariwisata di Indonesia, yakni Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara), serta Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).
Dari 10 destinasi yang ada, Labuan Bajo di Flores Barat, Pulau Flores, NTT menjadi salah satu pilihan berkunjung bagi para wisatawan mancanegara dan domestik, sehingga tidak mengherankan jika Labuan Bajo dan TNK menjadi surga bagi mereka untuk berwisata.
Penetapan kepada Labuan Bajo sebagai destinasi internasional itu setelah melalui seleksi yang dilakukan Kementerian Pariwisata dengan melihat semua rekaman pariwisata di seluruh dunia dan juga pariwisata di tingkat domestik.
Tidak mengherankan jika Labuan Bajo kini terus didatangi oleh para wisatawan, baik domestik maupun internasional untuk melihat dari dekat sosok keindahan alam yang terbentang di antara pulau-pulau hingga ke Taman Nasional Komodo (TNK).
Indikator pendukung yang menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata terfavorit itu setelah adanya survei juga yang dilakukan oleh CNN yang menyatakan Labuan Bajo merupakan tempat snorkling terbaik ke-2 di dunia setelah Raja Ampat.
Labuan Bajo juga memiliki banyak destinasi wisata seperti Pantai Pede yang indah, Batu Cermin, pulau-pulau kecil yang memiliki ikon utama satwa purba raksasa Komodo di Pulau Komodo dan Rinca serta pantai berwarna pink dan gua ular.
Labuan Bajo boleh dikata, sudah menjadi surga dan tempat wisata yang menarik bagi para wisatawan domestik dan internasional. Romantisme Labuan Bajo dengan gugusan pulau-pulau kecil yang indah dan eksotik, seakan membuat semua wisatawan tak lepas dari ingatan.
Ada satu hal yang membuat Labuan Bajo menjadi faktor penentu dalam mendapatkan penghargaan tersebut, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu, adalah keramatamahan masyarakatnya.
Faktor keramatamahan yang menjadi salah satu bagian terpenting dalam Sapta Pesona itu, tampaknya telah membuat Labuan Bajo menjadi destinasi penting dalam kepariwisataan di provinsi berbasis kepulauan ini.
Selain memiliki beraneka ragam corak dan keindahan alam, Labuan Bajo juga memiliki danau Sanonggoang yang merupakan wisata alam yang indah yang selama ini tampaknya belum mendapat perhatian wisatawan.
Dengan menelusuri pulau-pulau yang indah nan eksotik, para wisatawan terus berlayar menuju ke Pulau Komodo dan Rinca untuk melihat dari dekat binatang purba raksasa bernama "Varanus Kommodoensis" itu.
Mamalia darat yang langka itu pun telah dinobatkan pula menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders). Dengan penobatan tersebut maka Labuan Bajo kini menjadi tujuan utama pembangunan pemerintah untuk mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan mancanegara ke sana.
Pada September 2013, Pulau Komodo resmi dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia oleh organisasi New7Wonders.
Enam keajaiban dunia lainnya adalah Halong Bay (Vietnam), Amazon (Amerika Latin), Pulau Jeju (Korea Selatan), Table Mountain (Afrika Selatan), Air Terjun Iguazu (Amerika Latin), dan Puerto Princea Underground River (Filipina).
Bagi para wisatawan yang sering datang ke Pulau Komodo, tentu akan melihat dari dekat pantai berwarna pink. Dan pantai berwarna pink tersebut bercampur dengan pasir putih dan merah, yang konon berasal dari serpihan koral merah yang hancur.
Di Taman Nasional Komodo, para wisatawan dapat melihat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan asal Asia dan Australia serta 253 spesies karang pembentuk terumbu, 70 spesies sponge, dan 1.000 spesies ikan. Di sanalah tempat hidup dugong, hiu, 14 jenis paus, lumba-lumba, dan kura-kura.
Kadal raksasa Komodo yang termasuk hewan purba ini pertama kali ditemukan oleh Peter Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor pada 1910. Di Pulau Komodo terdapat sekitar 2.500 ekor komodo.
Sejak Pulau Komodo dikampanyekan untuk masuk nominasi salah satu keajaiban dunia tahun 2011, jumlah turis ke pulau itu meningkat fantastis.
Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo berimplikasi pada peredaran uang di Labuan Bajo yang ditaksir mencapai lebih dari Rp838 miliar.
Jumlah itu berdasarkan asumsi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah itu mengeluarkan biaya minimal Rp1 juta per hari untuk pemenuhan sejumlah kebutuhannya, seperti akomodasi, transportasi, makan, dan minum.
Jika diasumsikan dengan lama wisatawan tinggal paling kurang lima hari, maka diperoleh Rp838 miliar. Ini sebuah angka yang luar biasa dan fantastis.
Data Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat menunjukan bahwa pada periode Januari-Agustus 2015, jumlah wisatawan baik asing, nusantara maupun lokal yang berkunjung ke TNK sebanyak 40.807 orang.
Sedangkan, pada periode yang sama tahun 2014 lalu, sebanyak 32.750 orang. Mayoritas wisatawan yang ke TNK adalah wisatawan asing. Sepanjang Januari-Agustus 2015, wisatawan asing yang berkunjung ke TNK mencapai 30.425 orang.
Jumlah ini meningkat 0,94 persen dibandingkan periode Januari-Agustus 2014 yang mencapai 30.141 orang. Sedangkan jumlah wisatawan nusantara yang mendatangi TNK pada Januari - Agustus 2015 sebanyak 10.251 orang, meningkat 46,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 6.979 orang.
Sementara pada semester pertama 2016, tercatat sebanyak 14.000 wisatawan mancanegara ke Labuan Bajo dan Komodo atau naik sekitar 15 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menurut Marius Ardu Jelamu, para wisatawan yang masuk dari Labuan Bajo biasanya melakukan kunjungan ke Pulau Komodo dan wisata alam lain di ujung barat Pulau Flores seperti Pulau Rinca, Waerebo dan Kampung Bena di Ngada kemudian ke Ende, Maumere, Flores Timur dan melakukan perjalanan darat hingga ke Pulau Alor untuk berselancar.
Kebijakan bebas visa dari pemerintah tampaknya turut mendukung peningkatan kunjungan wisatawan khusunya di NTT karena orang-orang di berbagai negara bisa dengan mudah masuk dan mengunjungi destinasi wisata yang ada di daerah ini.
Ada 10 destinasi unggulan pariwisata di Indonesia, yakni Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara), serta Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).
Dari 10 destinasi yang ada, Labuan Bajo di Flores Barat, Pulau Flores, NTT menjadi salah satu pilihan berkunjung bagi para wisatawan mancanegara dan domestik, sehingga tidak mengherankan jika Labuan Bajo dan TNK menjadi surga bagi mereka untuk berwisata.