Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan menunggu hasil penelitian laboratorium untuk mengetahui penyebab siswa diduga keracunan setelah menyantap menu makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel Dedi Irawan di Palembang, Senin, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel dari laboratorium untuk mengetahui penyebab para siswa itu keracunan.
"Belum keluar hasilnya, informasi dari Dinas Kesehatan OKI pengujian mau di kultur di laboratorium," katanya.
Ia menjelaskan pengujian kultur di laboratorium sebagai prosedur untuk menumbuhkan mikroorganisme (seperti bakteri) dari sampel dengan tujuan mengidentifikasi infeksi dan menentukan pengobatan yang tepat.
Hasil tes kultur biasanya keluar dalam beberapa hari dan menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh (positif) atau tidak (negatif).
"Biasanya 10 hari baru keluar hasilnya, kita juga masih menunggu. Pengujian dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang," katanya.
Sampel yang sudah dikirimkan ke laboratorium berupa muntahan siswa, menu MBG khususnya soto, dan air yang dipakai untuk memasak di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
"Sampel dikirim tanggal 4 September kemarin ke BPOM dan BTKL. Mungkin sekitar 14 September hasilnya keluar," ujarnya.
Dedi memastikan 80 siswa yang diduga keracunan MBG, saat ini dalam kondisi sehat, tak ada keluhan lagi terkait dengan sakit yang diderita.
"Alhamdulillah semua siswa sudah kembali sehat," kata dia.
Dinkes OKI tunggu hasil laboratorium penyebab keracunan makanan
Suasana siswa mendapatkan perawatan akibat diduga keracunan makanan di Puskesmas Pedamaran OKI, Rabu (3/9/2025). ANTARA/HO-Dinkes OKI
