Warga OKU diminta waspadai luapan Sungai Ogan

id Luapan Sungai Ogan, bencana banjir, alat AWLR, bencana alam, BPBD OKU

Warga OKU diminta waspadai luapan Sungai Ogan

Banjir melanda Kabupaten OKU, Sumsel pada Jumat (1/8). ANTARA/Edo Purmana

Baturaja (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai luapan Sungai Ogan yang berpotensi menimbulkan banjir.

Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Sabtu, mengatakan bahwa berdasarkan pantauan automatic water level recorder (AWLR) atau alat pemantau debit air sungai pada Kamis (31/7) malam menunjukkan peningkatan mencapai tiga meter dari kondisi normal pada angka 47,03 cm.

Peningkatan debit air Sungai Ogan tersebut menyebabkan banjir di lima desa dan empat kelurahan di Kabupaten OKU meliputi Desa Tanjung Kemala, Terusan, Tanjung Baru, Batu Putih, Desa Laya, Kelurahan Sukajadi, Kemalaraja, Pasar Baru, dan Baturaja Lama.

"Dampaknya sebanyak 82 unit rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 80 centimeter, namun tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Menyikapi peristiwa tersebut, ia mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana susulan supaya tidak menimbulkan korban jiwa.

BPBD OKU menyiagakan personel untuk terus memantau debit Sungai Ogan agar jika terjadi peningkatan akan diteruskan kepada masyarakat guna diwaspadai bersama.

"Kami terus memantau debit sungai melalui alat AWLR sehingga potensi bencana banjir dapat ditanggulangi sedini mungkin," ujarnya.

AWLR yang dipasang di hulu dan hilir sungai tersebut memiliki tingkat akurasi yang tinggi sehingga dapat mengetahui potensi banjir akibat luapan Sungai Ogan.

"Selain itu juga lebih mudah dalam mengirim informasi dini terkait kondisi sungai kepada pemerintah maupun masyarakat dan pihak terkait," tegasnya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD OKU minta masyarakat waspada luapan Sungai Ogan

Pewarta :
Editor: Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.