Pemkot siap ambil alih Taman Wisata Alam Punti Kayu, tunggu keputusan menteri

id Punti kayu Palembang,Wisata di Palembang,Pemkot Palembang

Pemkot siap ambil alih Taman Wisata Alam Punti Kayu, tunggu keputusan menteri

Wakil Wali Kota Palembang, Sumatera Selatan Prima Salam. ANTARA / HO- Pemkot Palembang

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera selatan, menyatakan siap mengambil alih pengelolaan Taman Wisata Alam Punti Kayu sebagai destinasi wisata unggulan.

Wakil Wali Kota Palembang, Prima Salam di Palembang, Sabtu, mengatakan Taman Punti Kayu memiliki potensi luar biasa apabila dikelola secara optimal dan profesional.

"Intinya kembali lagi ke Kementerian, apakah ini (pengelola lama) masih bisa dipertahankan atau tidak, itu semua keputusan dari Kementerian,” ujar Prima Salam.

Ia menambahkan bahwa jika pengelola lama masih dianggap layak maka Pemerintah Kota Palembang akan menunggu hingga masa kontrak berakhir.

“Tapi kalau masih bisa dipertahankan, kita tunggu sampai masa akhir kontrak antara pengelola lama bersama Kementerian,” tambahnya.

Baca juga: 10 destinasi wisata sejarah wajib dikunjungi di Palembang

Ia menegaskan komitmen Pemkot Palembang untuk ikut terlibat dalam pengembangan kawasan wisata tersebut, dengan tetap mengikuti arahan dan keputusan dari pemerintah pusat.

“Kalau memang nantinya dievaluasi melalui keputusan Kementerian dan didorong oleh Komisi IV, kita Palembang pastinya siap untuk ikut serta dalam membangun lokasi Wisata Alam Punti Kayu, namun lewat pihak ketiga,” katanya.

Ia juga menaruh harapan besar terhadap potensi wisata ini agar benar-benar bisa dinikmati masyarakat.

“Yang pastinya harapan besar kita, semua itu untuk rakyat Palembang. Kalau memang sudah bagus dan sudah layak menjadi potensi wisata, pastinya rakyat Palembang liburan tidak selalu ke hotel ataupun ke mal saja," ujarnya.

Baca juga: Sebelas destinasi wisata unggulan Kota Palembang yang wajib dikunjungi





Pewarta :
Editor: Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.