Jakarta (ANTARA) - Pagi baru saja menyapa ketika beberapa warga Desa Takarai berkumpul di sebuah titik di pinggiran desa.
Hari itu, mereka tak lagi berbaris panjang dengan jerigen di tangan untuk menempuh perjalanan berkilo-kilometer ke sumber air yang selama ini menjadi nadi kehidupan.
Kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Wajah mereka berseri, dan langkah mereka lebih ringan. Untuk pertama kalinya, air bersih mengalir langsung ke desa mereka, berkat sebuah proyek yang lahir dari kolaborasi, gotong royong, dan harapan yang tak pernah padam.
Di berbagai pelosok Indonesia, kisah seperti ini masih terlalu langka. Air bersih, yang seharusnya menjadi hak dasar setiap individu, masih menjadi barang mewah bagi jutaan orang.
Masalah ini bukan sekadar tentang ketiadaan sumber air, tetapi juga tentang bagaimana air itu dikelola, didistribusikan, dan dijaga agar tetap tersedia dalam jangka panjang.
Tantangan ini semakin terasa di daerah-daerah yang jauh dari pusat pembangunan, seperti Nusa Tenggara Timur, tempat Desa Takarai berada.
Yeremias Nana, Kepala Desa Takarai, mengatakan selama puluhan tahun, warga Takarai bergantung pada sumber air yang terletak lebih dari satu kilometer dari pemukiman.
Setiap hari, mereka harus menempuh jalan curam dan berbatu, membawa pulang air dalam jerigen dengan tenaga yang semakin menipis.
Alternatifnya adalah membeli air dari tangki, tetapi dengan harga yang bisa mencapai Rp200.000 per tangki, jumlah yang hampir setara dengan pendapatan rata-rata mereka dalam sebulan. Pilihan itu hampir mustahil dilakukan secara rutin.
Namun, keadaan mulai berubah ketika ada sejumlah pihak yang peduli, salah satunya Yayasan Solar Chapter Indonesia yang bekerja sama dengan Trisula Corporation yang membangun kolaborasi dan inisiatif bersama warga desa untuk membangun sistem pompa air tenaga surya.
Dalam waktu kurang dari satu pekan, fasilitas ini berhasil beroperasi, memungkinkan air bersih mengalir langsung ke desa.
Sistem ini bukan hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga membawa dampak besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Proyek seperti ini membuktikan bahwa solusi untuk krisis air bersih bukan sekadar mimpi. Dengan teknologi yang tepat dan pendekatan berbasis komunitas, perubahan nyata bisa terjadi.
Akses air bersih untuk masa depan Indonesia

Masyarakat memiliki hak yang sama untuk bisa mengakses air bersih. (ANTARA/HO-YSC Indonesia)