Di Jakarta, berdasarkan hasil skrining penjaringan kesehatan 2022 pada anak dan remaja usia 7-15 tahun diketahui sebanyak 59.657 orang (3,64 persen) mengalami kelebihan berat badan. Sedangkan 14.784 orang (0,90 persen) mengalami obesitas.
Tirta menyoroti tingginya konsumsi minuman manis di kalangan anak-anak sebagai masalah serius yang berkontribusi terhadap obesitas. Konsumsi yang tinggi ini juga disertai dengan kurangnya aktivitas fisik di kalangan anak.
"Minuman manis yang dijual dengan harga murah menarik perhatian anak-anak. Strategi pemasaran yang agresif mempengaruhi pilihan konsumsi mereka sehari-hari," ujar dia.
Karena itu, Tirta berpendapat orang tua perlu mengontrol kualitas makanan yang dikonsumsi anak, termasuk menghindari makanan tinggi kalori tanpa gizi dan hidangan manis.
Menurut dia, keterlibatan keluarga dan lingkungan sangat penting dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat. Edukasi tentang makanan yang baik perlu dilakukan sejak anak masih kecil, yakni diet yang seimbang dengan memperhatikan komposisi gizi penting untuk pertumbuhan.
Selain itu, kata dia, pemerintah perlu menerapkan intervensi yang lebih efektif untuk mengurangi konsumsi gula di kalangan anak-anak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli: Makanan manis punya daya tarik tinggi bagi anak
