Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan bahwa masyarakat yang memeluk ajaran agamanya dengan kuat menjadi kunci dalam menjaga keharmonisan berbangsa di negara majemuk.
"Kalau semua orang belajar agamanya masing-masing dengan dalam, maka sebetulnya tidak ada inferioritas di situ," ujar Ruhaini di kawasan Menteng, Jakarta, Senin.
Dengan begitu, apabila masyarakat menyampaikan salam lintas agama tak serta-merta melunturkan kepercayaannya.
"Tidak akan runtuh hanya karena bilang assalamualaikum atau tidak akan runtuh kalau misal kita katakan syalom," jelasnya.
Menurutnya, relasi antarorganisasi keagamaan di Indonesia juga sudah baik, karena itu harmonisasi pada tingkat elite harus dibawa ke tingkat dasar yang banyak memiliki ketegangan.
Adapun program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) menekankan agar masyarakat belajar dari agamanya sendiri. Hal ini cukup membantu melihat keberagaman agama di Indonesia.
Selain itu, salah satu peran pemerintah adalah sebagai fasilitator dialog antarumat beragama. Dialog ini dapat membantu mendorong sikap saling menghargai dan memahami antarumat beragama.
Berita Terkait
KPU Palembang pindahkan satu TPS karena rawan banjir jelang pilkada
Sabtu, 23 November 2024 7:52 Wib
Polisi agendakan pemeriksaan kembali Mantan ketua KPK Firli Bahuri pekan depan
Jumat, 22 November 2024 17:01 Wib
Kompolnas minta Polda selidiki latar belakang polisi tembak polisi saat bertugas
Jumat, 22 November 2024 14:31 Wib
Polda Sumsel musnahkan 2.72 kilogram sabu dan 670 butir ekstasi
Jumat, 22 November 2024 14:22 Wib
Kaops: Dua tukang ojek dilaporkan tewas diduga ditembak KKB di Puncak
Jumat, 22 November 2024 11:05 Wib
BNNP-Kemenkumham Sumsel sinergisitas ciptakan lapas bersih narkoba
Jumat, 22 November 2024 7:05 Wib