Indonesia menghadapi perlawanan berbeda saat bersua dengan Uzbekistan. Juara tahun 2018 dan empat kali semifinalis itu menekan Indonesia sejak awal laga.
Namun, kuatnya barisan pertahanan yang dikendalikan kapten, Rizki Ridho, membuat babak pertama berakhir dengan skor kaca mata alias 0-0.
Bahkan, Indonesia sempat mencetak gol di menit ke-61, melalui Muhammad Ferrari, tetapi dianulir wasit setelah melihat tayangan video assistant referee (VAR), karena ada pemain Indonesia yang offside.
Setelah gol dianulir, timnas justru harus kebobolan selang tujuh menit setelahnya, yaitu menit ke-68 lewat tendangan Khusain Norchaev.
Petaka berlanjut, kali ini Rizky Ridho harus diusir dari lapangan karena terkena kartu merah pada menit ke-84.
Satu menit setelahnya, Indonesia kembali menelan pil pahit karena skor kekalahan bertambah jadi 0-2, karena gol bunuh bunuh diri Pratama Arhan.
Dalam pertandingan itu, kepemimpinan wasit Shen Yinhao dan wasit VAR Sivakorn Pu-udom menuai kritik dan hujatan dari banyak pihak, karena sejumlah keputusan dinilai sangat merugikan Indonesia, khususnya saat memberikan kartu merah kepada Rizky Ridho.
Meski gagal ke final, Indonesia masih memiliki kans untuk tampil di final melalui perebutan tempat ketiga melawan Irak.
Jika Indonesia menang, maka tiket otomatis ke Olimpiade pada 26 Juli - 11 Agustus nanti sudah dalam genggaman.
Namun, bila tetap kalah kesempatan terakhir juga masih ada.
Skuad Garuda Muda akan melakoni jalur playoff antar konfederasi melawan wakil dari benua Afrika, yaitu Guinea U-23 yang dijadwalkan pada 9 Mei mendatang.
Pemenang playoff itu akan meraih tiket untuk berada di panggung pesta olahraga atau multievent terbesar di dunia. Tetapi jika kalah, maka harapan Indonesia untuk tampil sudah tertutup rapat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiket Olimpiade tertunda, Erick Thohir: Saya puas dengan timnas U-23