Banjarmasin (ANTARA) - Pakar kesehatan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr dr Syamsul Arifin mengatakan menerapkan pola tidur siang singkat dapat mencegah lemas saat puasa Ramadhan.
"Tidur siang ini dilakukan dengan tujuan menambah power atau energi sehingga tubuh kembali bugar dan rasa kantuk berkurang," katanya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis.
Syamsul mengatakan tidur selama 20 sampai 30 menit di sela aktivitas untuk mengembalikan stamina dikenal dengan istilah power nap. Paling baik dilakukan pada pukul 13.00 sampai 15.00.
"Jangan tidur di atas pukul 15.00 atau terlalu sore karena cenderung membuat tubuh terbangun dalam kondisi lemas dan sulit tertidur kembali pada malam harinya," kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini.
Menurut dia, tidur siang singkat hanya memasuki fase satu sampai dua dalam siklus tidur, sedangkan siklus tidur penuh terdiri atas empat fase, termasuk memasuki tahap akhir atau REM (Rapid Eye Movement) atau tidur bermimpi.
"Pada tahapan tidur sampai tahap kedua ini menyebabkan otot menjadi lebih rileks dan fungsi tubuh melambat. Sementara tahap REM atau fase lengkap tidur yang biasa terjadi di atas 30 menit akan membuat otot tubuh lumpuh sementara," ujarnya.
Syamsul mengatakan keluhan yang paling sering didengar saat berpuasa pada bulan Ramadhan tubuh menjadi lemah dan terasa lemas.
Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi karena tubuh tidak menerima asupan makanan dan minuman. Pola makan yang berubah membuat metabolisme tubuh juga mengalami perubahan.
"Selain tidak melewatkan makan sahur pada akhir waktu dan tidak tidur setelah sahur, hal yang juga penting diperhatikan adalah pola tidur malam yang lebih cepat dan tidur siang singkat," katanya.