Palembang (ANTARA) - Empat orang narapidana tindak pidana terorisme (napiter) mencium Bendera Merah Putih dan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa.
Keempat napiter tersebut terdiri dari dua napiter yang berasal dari Lapas Kelas II A Tanjung Raja, Ogan Ilir (OI) dan dua napiter dari Lapas Kelas II B Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
Pengucapan ikrar setia napiter tersebut disaksikan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Bambang Haryanto, Kalapas Kelas II A Tanjung Raja Batara Hutasoit, Kalapas Kelas II B Kayu Agung Jepri Ginting, dan perwakilan BNPT, Densus 88 Antiteror, Polres Ogan Ilir, Kodim 0402 OKI/OI, KUA Ogan Ilir.
Usai membacakan ikrar, keempat napiter tersebut melakukan hormat dan mencium bendera merah putih serta menandatangani surat pernyataan ikrar NKRI sebagai simbol bahwa mereka sadar satu-satunya ideologi di Indonesia adalah Pancasila.
Dalam kesempatan tersebut Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya mengatakan kegiatan pengucapan ikrar setia tersebut merupakan salah satu bentuk keberhasilan pembinaan kepada narapidana yang dilakukan oleh Lapas Kelas II A Tanjung Raja dan Lapas Kelas II B Kayu Agung.
Dengan pernyataan ikrar setia kepada NKRI berarti napiter warga binaan di dua lapas tersebut siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan menghargai perbedaan yang ada.
Kemudian memahami bahwa Pancasila bukan hanya berkedudukan sebagai dasar negara Republik Indonesia tetapi juga sebagai ideologi nasional, pandangan hidup Bangsa Indonesia, dan pemersatu bangsa, ujarnya.
Menurut Ilham, pengucapan ikrar setia kepada NKRI merupakan bentuk implementasi hasil program deradikalisasi yakni sebagai pengikat tekad dan semangat, serta penegasan untuk bersedia kembali membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.
Hal itu sesuai dengan prinsip dari pemasyarakatan yakni negara tidak berhak membuat WBP menjadi lebih buruk atau lebih jahat daripada sebelum masuk dalam lapas/rutan.
“Oleh karena itu negara hadir memberikan pembinaan, agar sehabis masa pidananya, warga binaan dapat menjadi manusia seutuhnya, di sinilah pembimbing kemasyarakatan berperan penting,” jelas Ilham.
Kepada narapidana terorisme yang berikrar, Kakanwil Ilham Djaya berpesan agar tetap semangat menjalani pembinaan, dan diharapkan ikrar tersebut tidak hanya diucapkan secara lisan namun juga tulus dari hati yang mengucapkan.
"Saya berharap ikrar itu diucapkan sebaik-baiknya dengan tulus dari dalam hati untuk tidak lagi melakukan tindakan yang bertentang dengan NKRI. Ikrar ini bukan hanya disaksikan oleh pejabat jajaran Kanwil Kemenkumham Sumsel, tetapi juga disaksikan oleh Allah SWT," kata Ilham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Empat narapidana terorisme di Sumsel ikrar setia kepada NKRI
Berita Terkait
118 narapidana kabur usai guyuran hujan deras
Jumat, 26 April 2024 16:25 Wib
WBP Lapas Perempuan Palembang berobat ke klinik keluhkan penyakit usai Lebaran
Selasa, 16 April 2024 2:40 Wib
Kemenkumham Sumsel fasilitasi 50 ribu pengunjung ke lapas saat Lebaran
Minggu, 14 April 2024 9:57 Wib
68 narapidana Sumsel terima remisi langsung bebas setelah Shalat Id
Rabu, 10 April 2024 15:55 Wib
Kemenkumham Sumsel gelar apel siaga lapas untuk sambut Idul Fitri
Selasa, 9 April 2024 18:40 Wib
11.374 narapidana di Sumsel terima remisi khusus Idul Fitri
Selasa, 9 April 2024 18:36 Wib
16 narapidana Lapas Perempuan Palembang terima remisi sakit menahun
Senin, 8 April 2024 16:05 Wib
Dilibatkan di klinik, Lapas narkotika Muara Beliti bimbing WBP jadi kader kesehatan
Minggu, 31 Maret 2024 4:54 Wib