Rajutan wol dari baju bekas untuk menghangatkan cucu di musim dingin

id pengungsi Gaza,kekurangan kebutuhan dasar,berita palembang, berita sumsel,pakaian hangat,wol Oleh Atman Ahdiat

Rajutan wol dari baju bekas untuk menghangatkan cucu di musim dingin

Tempat penampungan pengungsi warga Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza selatan (8/12/2023). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.

Gaza (ANTARA) - Shahinaz Bakr, seorang pengungsi Palestina yang bernaung di dekat perbatasan Mesir, tampak sibuk merajut topi wol untuk salah satu cucunya di tenda yang mereka dirikan di bawah langit terbuka Kota Rafah, Jalur Gaza selatan.

Bakr, yang mengungsi dari kawasan Sheikh Radwan di Kota Gaza ke Rafah, mendapatkan benang wol dengan merobek pakaian sweater usang milik keluarganya.

Nenek tersebut juga didatangi oleh pengungsi lain di kamp itu untuk membeli beberapa produk wolnya karena mereka tidak dapat menemukan pakaian untuk anak-anak mereka atau tidak dapat membelinya karena perang yang sedang berlangsung, selain harga yang mahal.

Kepada Anadolu, Bakr berujar: “Mengerjakan rajutan wol adalah salah satu hobi favorit saya yang ternyata sangat berguna saat ini. Saya mendapatkan wol dari jaket usang atau pakaian rusak dan sobek yang dibuang tetangga".

Sang nenek itu mengakui bahwa para pengungsi di kamp memintanya untuk merajut beberapa helai wol untuk melindungi anak-anak mereka dari cuaca dingin ekstrem yang menambah penderitaan mereka.

Dalam perjalanan pengungsiannya dari Kota Gaza, Bakr mengatakan bahwa keluarganya sebelumnya tinggal di lingkungan Sheikh Radwan sebelum pecahnya perang antara Israel dan Palestina pada 7 Oktober.

“Sejak dimulai perang, tentara mulai menargetkan daerah tersebut dengan serangan udara yang gencar,” katanya.