Dokter imbau perhatikan obat yang dikonsumsi apabila punya alergi

id alergi obat,pemicu alergi,rscm,mencegah alergi,cegah alergi,berita sumsel, berita palembang

Dokter imbau perhatikan obat yang dikonsumsi apabila punya alergi

Ilustrasi - Obat-obatan. (ANTARA/HO-Kemenkes)

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, SpPD-KAI, mengatakan bahwa individu dengan alergi harus memerhatikan konsumsi obat-obatannya untuk mencegah timbulnya reaksi alergi.

Dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, Anshari mengatakan salah satu hal yang harus dilakukan individu dengan alergi adalah mencatat dengan teliti obat-obatan dan makanan apa saja yang tidak dapat mereka konsumsi karena memicu reaksi alergi.

“Sangat penting untuk dicatat obat-obat apa saja yang menyebabkan reaksi alergi dan bentuk reaksi itu seperti apa sehingga nanti bisa disampaikan kepada dokter saat berkonsultasi,” ucap Anshari.
 

Akan sangat menyulitkan bagi dokter apabila individu tersebut tidak ingat obat seperti apa yang menyebabkan reaksi alergi muncul, padahal mereka tahu punya alergi pada obat tertentu.

Anshari menyebutkan beberapa obat yang dapat memicu reaksi alergi seperti asam mefenamat sebagai obat nyeri yang dapat menyebabkan mata bengkak atau bentol dan allopurinol sebagai obat asam urat yang dapat memicu reaksi alergi berat.

"Obat antibiotik penisilin dan golongannya juga sering memicu reaksi alergi seperti gatal-gatal dan ruam merah di kulit," kata dia menambahkan.

Oleh karena itu, dengan mengetahui apa saja obat atau makanan yang menyebabkan alergi, dokter bisa menghindari memberi obat-obatan pemicu alergi dan memberikan alternatif obat yang tidak menimbulkan reaksi alergi, ucap Anshari yang menyelesaikan program spesialis penyakit dalam di Universitas Indonesia itu.

Selain itu, Anshari menyoroti perlunya diagnosis dari dokter untuk menentukan apakah reaksi tidak nyaman pada tubuh yang dirasakan setelah mengonsumsi makanan tertentu, termasuk obat, adalah benar karena alergi atau bukan.

Diagnosis diperlukan untuk mencegah menghindari obat-obatan yang sebenarnya lebih manjur atau mungkin lebih diperlukan karena alasan alergi, meskipun penyebab tidak nyaman yang dilaporkan rupanya bukan karena alergi.