Adapun sentimen eksternal yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah keputusan Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50 persen.
"Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi menguat terhadap dolar AS (Amerika Serikat) Rp15.880-Rp15.930 di kisaran sempit, dipengaruhi oleh faktor eksternal keputusan The Fed menahan suku bunga, namun indeks dolar AS masih terus meningkat. Indeks dolar AS masih pada tren meningkat karena masih dianggap sebagai safe haven," ungkap Rully.
Keputusan The Fed menahan suku bunga diharapkan dapat menurunkan yield obligasi pemerintah AS dan index dolar AS, sehingga dana-dana yang sempat keluar negeri bisa masuk ke pasar keuangan Indonesia. Karena itu, nilai tukar rupiah tetap kuat kendati ada peningkatan index dolar AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat sebesar 0,39 persen atau 62 poin menjadi Rp15.874 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.936 per dolar AS.
Berita Terkait
Kilang Pertamina Plaju produksi minyak 126 MBSD
Selasa, 21 Mei 2024 0:30 Wib
Triwulan I investasi Rp14,14 triliun masuk Provinsi Sumsel
Senin, 20 Mei 2024 20:40 Wib
Presiden Jokowi bertemu Elon Musk bahas akselerasi digital dan investasi
Senin, 20 Mei 2024 17:17 Wib
BRI-Telkomsel sediakan ekosistem finansial dan digital bagi karyawan
Senin, 20 Mei 2024 13:05 Wib
Rupiah merosot pengaruh keragu-raguan penurunan suku bunga AS
Senin, 20 Mei 2024 9:46 Wib
Nanas Tangkit Jambi punya kepastian hukum dan keaslian produk
Senin, 20 Mei 2024 8:00 Wib
Capai sejuta pelanggan, PLN ICONNET beri apresiasi 50 pelanggan terpilih di Palembang
Minggu, 19 Mei 2024 17:46 Wib
Pertamina tingkatkan pengawasan penyaluran "Si Melon" di OKU
Minggu, 19 Mei 2024 14:23 Wib