Jakarta (ANTARA) - Tren busana penutup kepala atau hijab ala santri Indonesia menarik desainer dari Jepang, Erika Masuda, untuk merancang bentuk versinya yang diklaim ramah lingkungan untuk merespons perubahan iklim.
Erika kepada pers di Jakarta, Sabtu, mengatakan, serat wastra atau kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara itu dibuatnya dari daur ulang limbah sisik ikan.
"Budaya Indonesia 'kan ada hijab, sedangkan di Jepang tidak ada. Konsep hijab di Indonesia itu menarik saya untuk membuat versinya pakai bahan kolagen dari sisik ikan yang sering dibuang sembarangan dan menjadi limbah," kata Erika.
Erika berharap dengan menggunakan sisik ikan sebagai bahan dasar pembuatan hijab, kelak dapat menjadi solusi perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan yang bisa ditiru di tempat lain.
Dia juga mengajak pencinta fesyen muslim di Indonesia untuk bersama-sama mengurangi limbah tekstil yang mengancam lingkungan dengan tidak menjadi orang yang sekadar pengikut tren busana tertentu.
Berita Terkait
Kalahkan Qatar, Jepang ke semifinal Piala Asia U-23
Jumat, 26 April 2024 0:20 Wib
Satu tewas, tujuh hilang dalam kecelakaan dua heli militer Jepang
Senin, 22 April 2024 9:50 Wib
Kento Momota gantung raket pada usia 29 tahun
Kamis, 18 April 2024 15:04 Wib
Gempa magnitudo 7,5 dan 6,6 guncang Taiwan, Jepang peringatkan tsunami
Rabu, 3 April 2024 9:06 Wib
Jepang menang 1-0 atas Korea Utara
Jumat, 22 Maret 2024 0:05 Wib
Anime Festival Asia siap digelar pada 3-5 Mei 2024
Kamis, 21 Maret 2024 11:52 Wib
Kim yakin Indonesia akan berika perlawanan sengit kepada Jepang
Rabu, 24 Januari 2024 16:36 Wib
Pertemuan terakhir timnas Indonesia vs Jepang 35 tahun lalu
Selasa, 23 Januari 2024 8:15 Wib