"Saat ini terdapat tujuh kasus aktif cacar monyet dengan transmisi lokal," kata Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes RI dr Ngabila Salama dalam gelar wicara terkait Cacar Monyet yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Ngabila mengatakan ketujuh kasus aktif tersebut dikonfirmasi merupakan kasus yang berasal dari transmisi lokal, meskipun terdapat satu kasus yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri.
Ketujuh orang tersebut, lanjutnya, saat ini sedang melakukan tata laksana penanggulangan Cacar Monyet, dengan melakukan isolasi di rumah sakit yang telah ditentukan.
"Gejalanya ringan. Saat ini kami masih menunggu kesembuhannya," ujar Ngabila yang juga Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta itu.
Ketujuh kasus tersebut, kata dia, seluruhnya terjadi pada laki-laki dengan rentang usia 25-35 tahun yang tertular melalui kontak secara seksual.
Meski demikian Ngabila menegaskan kontak seksual bukanlah satu-satunya penyebab penularan Cacar Monyet. "Penularan juga bisa melalui droplet (percikan liur), virus yang menempel pada benda sekitar, dan kontak kulit," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah melakukan tata laksana penanganan Cacar Monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebarannya.
"Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), dan respond (tanggap) untuk cegah wabah," kata Ngabila.
Ngabila mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit Cacar Monyet, termasuk memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai aktivitas, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika merasa sakit.
Selain itu dia mengimbau agar masyarakat melaporkan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami demam yang diiringi dengan timbulnya lesi yang berupa benjolan dan berisikan air atau nanah.