Dua orang tewas dalam bentrokan Hindu-Muslim di India

id india,hindu,muslim,haryana

Dua orang tewas dalam bentrokan Hindu-Muslim di India

Arsip - Seorang aktivis Bajrang Dal, sebuah organisasi garis keras nasionalis Hindu, memberikan reaksi setelah ia diamankan oleh petugas kepolisian di New Dehli, India, pada Rabu (29/06/2022), di tengah unjuk rasa yang berlangsung atas pembunuhan seorang laki-laki Hindu di Udaipur, India, dua hari setelah dua laki-laki Muslim mengunggah video berisi klaim bahwa mereka bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave/wsj/UYU)

New Delhi (ANTARA) - Dua orang tewas dan 15 lainnya terluka saat orang-orang mencoba menghentikan prosesi oleh organisasi Hindu sayap kanan di negara bagian utara India, Haryana pada Senin, kata polisi.

Insiden itu terjadi di distrik Nuh dengan penduduk mayoritas Muslim; sejumlah mobil dibakar dan bebatuan dilemparkan ke arah polisi, pemerintah negara bagian mengerahkan pasukan tambahan untuk mengendalikan keadaan, menurut laporan Press Trust India.

Polisi menggunakan gas air mata dan melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan kerumunan. Selain itu jaringan internet juga dicabut di wilayah itu dan perintah yang melarang pertemuan besar dikeluarkan.

"Kejadian hari ini sangat disayangkan, Saya meminta semua orang menjaga perdamaian di kota ini. Pihak yang bersalah tidak akan selamat, tindakan tegas akan dijatuhkan kepada mereka," cuit Kepala Pemerintahan Haryanan Lal Khattar di X, platform yang sebelumnya disebut Twiiter.

Berbagai sumber menyebutkan bentrokan dipicu setelah Monu Manesar, seorang penggembala sapi yang dicari akibat sejumlah kasus pidana termasuk pembunuhan dua orang pria Muslim pada Februari di Rajasthan, mengatakan dalam video akan mengikuti reli tersebut.

"Prioritas utama kami adalah mengendalikan situasi. Kami meminta semua pihak menjaga perdamaian. Kami juga berusaha mengirimkan pasukan dengan helikopter," kata Menteri Dalam Negeri Anil Vij.

Ketegangan antara Hindu dan Muslim di India meningkat dalam beberapa tahun terakhir, yang mana para pengamat menyatakan negara menutup mata dan tidak berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan.

Sumber: Anadolu