Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengantisipasi penularan penyakit antraks pada hewan ternak di daerah ini, menyusul penyakit antraks menyerang hewan ternak di wilayah Gunungkidul yang menular ke manusia sehingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
"Upaya tersebut adalah berupa tindakan memperketat lalu lintas hewan ternak yang akan masuk ke Riau. Upaya ini dilakukan agar hewan ternak khususnya sapi yang masuk ke Riau benar-benar bebas dari penyakit," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Riau drh Faralinda Sari, di Pekanbaru, Senin.
Ia mengatakan sebelum hewan ternak ingin masuk ke Riau, maka harus mendapatkan rekomendasi untuk masuk di samping melihat daerah asal hewan tersebut. Jika ada kasus antraks di daerah tersebut, maka Riau menolak ternak tersebut masuk.
Dia menyebutkan saat saat ini di Riau belum ditemukan kasus antraks, termasuk dalam beberapa tahun terakhir. Riau sampai hari ini masih bebas antraks.
"Kita berharap penyakit antraks jangan sampai menular ke Riau. Sebab penyakit ini sangat berbahaya, selain menular dari hewan ke hewan, juga menular dari hewan ke manusia," katanya lagi.
Parahnya, katanya pula, tanah yang terkontaminasi darah dari hewan yang terkena antraks bisa menjadi media yang dapat menularkan ke hewan meski sudah bertahun-tahun.
Sapi yang makan rumput pada tanah yang terkontaminasi saja bisa menular pula. Sebab bakteri yang keluar dari tubuh hewan terjangkit antraks itu bisa menjadi spora, dan bisa bertahan di lingkungan sampai puluhan tahun sehingga menjadi catatan bahwa kasus antraks selalu ditemukan di daerah yang dulunya pernah ada kasus antraks tersebut.
"Kita mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit yang mematikan ini, dan hewan yang sudah terpapar bakteri antraks tidak boleh dikonsumsi. Beberapa ciri-ciri sapi yang terserang penyakit antraks yang paling mudah dilihat adalah sapi mengalami sakit dan mati mendadak. Kemudian ada pendarahan di bagian mulut, mata, hidung, dan anus," katanya lagi.
Jika masyarakat menemukan ciri-ciri hewan yang seperti itu, kata dia, perlu segera melaporkan supaya bisa mendapat penanganan dengan cepat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Berita Terkait
Sumsel perlu ubah pengelolaan sistem peternakan
Selasa, 25 Juni 2024 21:33 Wib
Ratusan kerbau di OKI mati mendadak diduga terjangkit virus SE
Rabu, 17 April 2024 10:33 Wib
Satgas vaksinasi Dinas Peternakan OKU siap sisir 10 ribu ternak
Jumat, 1 Maret 2024 19:18 Wib
Dinas Peternakan OKU galakan program budi daya ayam petelur
Kamis, 21 Desember 2023 16:29 Wib
Dinas Peternakan OKU Timur cegah penyakit hewan di pancaroba
Senin, 13 November 2023 23:15 Wib
Ribuan ayam terpanggang akibat kebakaran peternakan
Rabu, 6 September 2023 16:01 Wib
Dinas Peternakan OKU imbau peternak mewaspadai penyebaran antraks
Sabtu, 15 Juli 2023 19:18 Wib
OKU Selatan gandeng Kejari dalam program penyedia bibit ternak
Jumat, 7 Juli 2023 11:59 Wib