Para pendamping pejuang "ASEAN Para Games"

id asean para games,Atlet disabilitas,berita sumsel, berita palembang

Para pendamping pejuang "ASEAN Para Games"

Ridwan Adi Satria Marta (kanan) mendampingi pelari tuna netra Susan Unggu (kiri) dalam pertandingan nomor lari 400 meter putri T11 dalam ajang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja. ANTARA/Syamsul Rizal

Wisnu harus pandai-pandai dalam mengatur irama latihan dan berkomunikasi dengan Gischa, mengingat emosinya yang mudah sekali jatuh ketika tertekan. Dia mendampingi dan melatih Gischa dengan penuh kelembutan agar gadis kelahiran Lampung tahun 2005 itu bisa mengeluarkan potensinya yang terpendam.

Bagi Wisnu, Gischa adalah anak yang cerdas. Dia tergolong atlet BC2 female yang skill-nya paling komplit.


Medis dan psikologis

Selain pendamping dan pelatih yang begitu dekat dengan para atlet, ada pula tim medis dan psikologis para atlet yang turut berperan penting dalam perjalanan meraih medali emas atlet para games.

Sebagaimana halnya para atlet non-disabilitas, peran tim medis juga begitu penting pada puncak performa atlet penyandang disabilitas. Dokter dan fisioterapis harus bersiap sedia pada setiap laga cabang olahraga, untuk berjaga-jaga apabila atlet membutuhkan pertolongan medis.

Di cabang olahraga para-atletik, khususnya nomor lari, tim medis paling banyak bekerja untuk menolong atlet disabilitas yang kelelahan, kram, bahkan hampir pingsan karena kehabisan napas usai berlomba.

Terlebih untuk atlet para games yang kondisi fisiknya memang terjadi gangguan, sehingga tidak bisa disamakan dengan kondisi fisik dan performa atlet non-disabilitas.

Salah seorang fisioterapis dari tim medis Indonesia Amalia Nur Azizah mengatakan sebenarnya tidak ada perbedaan dalam penanganan medis antara atlet non-disabilitas dengan atlet penyandang disabilitas. Keduanya sama-sama membutuhkan perawatan pada otot-otot yang paling banyak digunakan saat pertandingan, agar selanjutnya bisa segera digunakan lagi untuk pertandingan berikutnya.

Memang riwayat medis yang berpengaruh pada kondisi fisik dari seorang atlet para games kerap kambuh usai berlaga. Karena memang sebelumnya sudah ada riwayat cedera, sehingga yang sering terjadi adalah cedera yang telah dialami sebelumnya.
Tidak hanya dari segi fisik, pendampingan para atlet disabilitas juga sangat dibutuhkan dari sisi psikologis. Secara umum, kompetisi olahraga memang bukan hanya sekadar mengadu keahlian fisik para pemainnya, jauh dari itu ada kekuatan mental para pemain yang sangat mempengaruhi permainan dari para atlet.

Salah satu pendamping psikologis para atlet penyandang disabilitas Indonesia, Febriani Fajar Ekawati berperan untuk membantu atlet mengatasi kecemasannya pada sebelum, saat pertandingan, hingga usai menjalani laga.

Febriani memiliki andil untuk mengusir jauh-jauh kekhawatiran dan tekanan atlet sebelum bertanding, agar mereka bisa mengeluarkan performa terbaiknya tanpa ada beban di sepanjang laga.

Tanpa peran orang-orang di sekeliling atlet para games itu, belum tentu seorang atlet bisa menampilkan performa terbaiknya. Dari kejuaraan olahraga penyandang disabilitas ASEAN Para Games 2023 yang diselenggarakan di Phnom Penh Kamboja, Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan mengumpulkan jumlah medali emas, perak, dan perunggu terbanyak dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.