Para pendamping pejuang "ASEAN Para Games"

id asean para games,Atlet disabilitas,berita sumsel, berita palembang

Para pendamping pejuang "ASEAN Para Games"

Ridwan Adi Satria Marta (kanan) mendampingi pelari tuna netra Susan Unggu (kiri) dalam pertandingan nomor lari 400 meter putri T11 dalam ajang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja. ANTARA/Syamsul Rizal

"Saya dengan Susan sudah dua tahun lebih. Jadi kita tahu karakternya," kata Ridwan, kepada ANTARA.

Setiap pelari tuna netra memiliki guide runner secara individu. Pendamping lari itu adalah orang yang paling dekat dengan atlet para-atletik dengan keterbatasan dalam penglihatan. Guide runner seperti Ridwan, adalah mata bagi pelari tuna netra seperti Susan.

Tentu saja hubungan antara Ridwan dan Susan tidak berhenti di lintasan lari. Mereka terkadang bepergian bersama untuk saling bisa memahami, agar timbul rasa percaya dari atlet kepada pendampingnya. Bahkan Ridwan tahu kapan Susan sedang senang, ataupun tengah memendam suatu masalah yang bisa mempengaruhi performanya saat latihan.

Begitulah pentingnya peran pendamping bagi pelari tuna netra. Selain sebagai penunjuk jalur lintasan yang harus dilalui, juga merangkap pemberi semangat sekaligus tempat menampung segala perasaan dari atlet lari tuna netra.

Berbeda atlet cabang olahraga para games yang berbeda-beda keterbatasannya, lain pula cara mendampinginya. Wisnu Primaastama, misalnya, dia adalah pelatih salah satu atlet unggulan cabang olahraga boccia, Gischa Zayana.

Boccia adalah cabang olahraga yang hanya ada di paralimpiade atau para games. Seluruh pemain boccia adalah orang dengan keterbatasan khusus, yaitu penyandang cerebral palsy (CP) yang menggunakan kursi roda.

Cerebral palsy merupakan gangguan fungsi otak yang mempengaruhi fungsi otot, gerak, dan koordinasi tubuh, sehingga membuat seseorang tidak bisa menggunakan anggota tubuh sebagaimana mestinya.