Kota-kota Ukraina dirudal Rusia, Wagner Group rebut Bakhmut timur

id Konflik Rusia Ukraina,Bakhmut, Kiev,berita palembang, antara palembang

Kota-kota Ukraina dirudal Rusia, Wagner Group rebut Bakhmut timur

Arsip - Asap terlihat selama serangan Rusia di Ukraina, di garis depan Kota Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, 9 Februari 2023. ANTARA/REUTERS/Yevhen Titov/as/pri. (ANTARA/REUTERS/Yevhen Titov/as)

Jakarta (ANTARA) - Rusia pada Kamis meluncurkan serangkaian serangan peluru kendali ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk ibu kota Kiev, Odesa dan Kharkiv, kata pemerintah Ukraina dan berbagai laporan media.

Serangan rudal ini terjadi beberapa jam setelah pemimpin tentara bayaran Wagner Group menyatakan telah menguasai sepenuhnya bagian timur kota Bakhmut yang menjadi medan tempur paling penting saat ini dalam perang Ukraina-Rusia.

Menurut laman Aljazeera, serangan rudal itu serentak memicu bunyi sirene di penjuru Ukraina.

Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengungkapkan dua warga kota Kiev terluka akibat ledakan di kota terdekat di Svyatoshynsky dan distrik Holosiivskyi.

Klitschko juga menyebutkan 15 persen warga kota Kiev terputus dari pasokan listrik akibat serangan rudal Rusia itu.

Sebanyak 15 rudal juga menghantam Kharkiv, kota yang juga nama provinsi di Ukraina timur laut.

"Objek-objek infrastruktur vital lagi-lagi menjadi incaran kaum agresor," kata Gubernuer Kharkiv Oleh Syniehubov.

Di Provinsi Odesa, Gubernur Maksym Marchenko berujar via Telegram bahwa hujan peluru kendalli menghantam fasilitas listrik sehingga mematikan aliran listrik.

Artileri pertahanan udara Ukraina sukses menjauhkan sejumlah rudal, tetapi Ukraina yakin serangan rudal Rusia akan terus berlanjut. "Untungnya tidak ada korban jiwa," kata Marchenko.

Di Bakhmut, pasukan Rusia dengan tulang punggung Wagner Group, mengepung kota ini dari arah utara, selatan dan timur. Praktis hanya bagian barat kota ini yang menjadi koridor bebas untuk pasukan Ukraina.

"Musuh mengepung dari segala penjuru. (Meskipun demikian) kami terus mendapatkan pasokan. Namun memang situasi dari hari ke hari semakin sulit saja," kata seorang prajurit Ukraina kepada wartawan koran Inggris, Financial Times.