Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik dr Faizal Drissa Hasibun, Sp.PD-KHOM tidak melarang orang-orang mengonsumsi satai namun sebaiknya tidak lebih dari dua atau tiga kali dalam sepekan karena tergolong sudah berlebihan.
"Kalau memakai arang dan sering (makan satai yang dibakar dengan arang), tidak disertai konsumsi serat yang cukup, dia akan membuat deposit di permukaan usus, membuat radang karena yang dibakar itu akan menimbulkan oksidasi, yang disebut nitrile amine," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Jumat.
Menurut Faizal, risiko radang pada usus akan lebih kecil pada mereka yang menyantap satai (dibakar dengan arang) misalnya hanya sekali dalam sebulan, lebih banyak menyantap sayuran dan buah serta rutin berolah raga.
"Memang ada risiko kalau yang memakai arang. Kalau yang tidak pakai arang lebih aman," kata dia.
Selain tentang satai, Faizal juga membahas mengenai penggunaan Teflon. Dia mengingatkan orang-orang agar berhati-hati menggunakan Teflon karena sejumlah literatur menyebut merek untuk bahan kimia sintetik yang disebut polytetrafluoroethylene (PTFE) itu berisiko menimbulkan kanker.
"Bahan dasar panci, terutama penggorengan itu mesti hati-hati. Ada beberapa literatur yang menyebutkan Teflon juga berisiko untuk menimbulkan kanker, terutama teflon yang sering dipakai itu kan terkelupas ya gabung dengan makanan, kalau berulang-ulang, memang berisiko," jelas dia.