Sutradara: "Dear David" singgung soal self-love danself-compassion
Jakarta (ANTARA) - Sutradara Lucky Kuswandi mengatakan bahwa film terbarunya "Dear David" menyinggung tema universal yang dirangkum dalam kemasan film remaja, yaitu perihal self-love atau cinta diri dan self-compassion atau welas diri.
"Menurut saya ini film yang membicarakan soal hal-hal yang sangat universal, bukan cuma untuk remaja walaupun bungkusannya dalam film remaja, yaitu self-love dan self-compassion," kata Lucky saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Film orisinal Netflix ini diproduksi bersama Palari Films akan tayang mulai Kamis (9/2). "Dear David" mengikuti kisah Laras (diperankan oleh Shenina Cinnamon), seorang pelajar sekolah menengah yang cemerlang.
Laras memiliki blog rahasia berisi berbagai fantasinya tentang David (Emir Mahira), bintang sepak bola sekolah yang dia sukai. Saat blog tersebut terbongkar, reputasi dan masa depan Laras pun dipertaruhkan.
Lucky menilai bahwa masyarakat kerap dituntut untuk menjadi "lebih" dalam menjalani hidup di masa sekarang. Bahkan pada kasus remaja, mereka kerap membanding-bandingkan diri dengan orang lain dengan adanya media sosial. Tekanan-tekanan dalam masyarakat itu jugalah yang dialami oleh tiga karakter utama dalam "Dear David".
"Sementara the idea of being compassionate ke diri kita itu sesuatu yang kayaknya sudah agak jarang, ya, dan sulit untuk dilakukan. Jadi esensi soal mencintai siapa kita, dan dengan semua kompleksitas kita itu buat saya penting banget buat dibahas," imbuh dia.
Dia berharap penonton dapat menyimak "Dear David" dengan pikiran yang terbuka dan tidak mudah menghakimi para karakter yang memiliki kompleksitas dan rahasia diri mereka. Selain itu, Lucky juga berharap penonton bisa berempati dan memahami para karakter, sesuatu yang membuat mereka manusiawi.
Bagi Palari Films, "Dear David" menandai film remaja ketiga yang diproduksi setelah film orisinal Netflix "Ali & Ratu Ratu Queens" (2021) yang juga disutradarai oleh Lucky dan "Posesif" (2017) yang disutradarai oleh Edwin.
"Saya rasa ini adalah salah satu hal yang cukup konsisten yang memang kita lakukan adalah cerita-cerita coming of age yang sebenarnya kita selalu mencari apa yang baru atau apa yang relevan, angle mana yang sebenarnya menarik untuk kita eksplor," kata produser Muhammad Zaidy.
Zaidy mengatakan bahwa ide awal cerita "Dear David" datang dari penulis Palari Films Winnie Benjamin berdasarkan pengalaman personalnya yang juga menulis fanfiction. Menurut dia, ide tersebut unik dan menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut sebab memiliki topik yang relevan terutama bagi orang muda saat ini.
"Saya rasa ini adalah hal yang tentunya cerita-cerita yang tentunya menarik untuk kita tampilkan dengan sebuah packaging cerita baru yang semoga cukup fresh di Indonesia, bagaimana dengan tiga karakter utama ini kita potret tiga remaja dan tentu karakter-karakter lainnya," kata dia.
Film "Dear David" sendiri merupakan judul kedua yang dirilis Netflix sebagai bagian dari kampanye "Waktu Netflix Indonesia" setelah "The Big 4" yang ditayangkan pada Desember 2022.
Lima film orisinal Netflix Indonesia lainnya yang menunggu tanggal tayang termasuk "Klub Kecanduan Mantan" dari Salman Aristo, "Hari Ini Akan Ceritakan Nanti" dari Angga Dwimas Sasongko, "Komedi Kacau" dari Raditya Dika, "Gadis Kretek" karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah, serta "Nightmares and Daydreams" dari Joko Anwar.
Content Lead Netflix di Indonesia Rusli Eddy menekankan penting bagi pihaknya yang baru memulai produksi film dan serial orisinal selama dua tahun terakhir untuk mengeksplorasi genre beragam, termasuk genre remaja melalui "Dear David".
Dia berharap kehadiran film "Dear David" dapat memantik dan membuka lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi film dan serial lain bertema remaja.
"Film remaja nggak harus cuma ngomongin boys and girls crush karena remaja kita juga menghadapi mental health, sexuality, hormon dan segala macam, identitas. Jadi mudah-mudahan ini membuka pintu untuk eksplorasi tema itu," kata Eddy.
"Menurut saya ini film yang membicarakan soal hal-hal yang sangat universal, bukan cuma untuk remaja walaupun bungkusannya dalam film remaja, yaitu self-love dan self-compassion," kata Lucky saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Film orisinal Netflix ini diproduksi bersama Palari Films akan tayang mulai Kamis (9/2). "Dear David" mengikuti kisah Laras (diperankan oleh Shenina Cinnamon), seorang pelajar sekolah menengah yang cemerlang.
Laras memiliki blog rahasia berisi berbagai fantasinya tentang David (Emir Mahira), bintang sepak bola sekolah yang dia sukai. Saat blog tersebut terbongkar, reputasi dan masa depan Laras pun dipertaruhkan.
Lucky menilai bahwa masyarakat kerap dituntut untuk menjadi "lebih" dalam menjalani hidup di masa sekarang. Bahkan pada kasus remaja, mereka kerap membanding-bandingkan diri dengan orang lain dengan adanya media sosial. Tekanan-tekanan dalam masyarakat itu jugalah yang dialami oleh tiga karakter utama dalam "Dear David".
"Sementara the idea of being compassionate ke diri kita itu sesuatu yang kayaknya sudah agak jarang, ya, dan sulit untuk dilakukan. Jadi esensi soal mencintai siapa kita, dan dengan semua kompleksitas kita itu buat saya penting banget buat dibahas," imbuh dia.
Dia berharap penonton dapat menyimak "Dear David" dengan pikiran yang terbuka dan tidak mudah menghakimi para karakter yang memiliki kompleksitas dan rahasia diri mereka. Selain itu, Lucky juga berharap penonton bisa berempati dan memahami para karakter, sesuatu yang membuat mereka manusiawi.
Bagi Palari Films, "Dear David" menandai film remaja ketiga yang diproduksi setelah film orisinal Netflix "Ali & Ratu Ratu Queens" (2021) yang juga disutradarai oleh Lucky dan "Posesif" (2017) yang disutradarai oleh Edwin.
"Saya rasa ini adalah salah satu hal yang cukup konsisten yang memang kita lakukan adalah cerita-cerita coming of age yang sebenarnya kita selalu mencari apa yang baru atau apa yang relevan, angle mana yang sebenarnya menarik untuk kita eksplor," kata produser Muhammad Zaidy.
Zaidy mengatakan bahwa ide awal cerita "Dear David" datang dari penulis Palari Films Winnie Benjamin berdasarkan pengalaman personalnya yang juga menulis fanfiction. Menurut dia, ide tersebut unik dan menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut sebab memiliki topik yang relevan terutama bagi orang muda saat ini.
"Saya rasa ini adalah hal yang tentunya cerita-cerita yang tentunya menarik untuk kita tampilkan dengan sebuah packaging cerita baru yang semoga cukup fresh di Indonesia, bagaimana dengan tiga karakter utama ini kita potret tiga remaja dan tentu karakter-karakter lainnya," kata dia.
Film "Dear David" sendiri merupakan judul kedua yang dirilis Netflix sebagai bagian dari kampanye "Waktu Netflix Indonesia" setelah "The Big 4" yang ditayangkan pada Desember 2022.
Lima film orisinal Netflix Indonesia lainnya yang menunggu tanggal tayang termasuk "Klub Kecanduan Mantan" dari Salman Aristo, "Hari Ini Akan Ceritakan Nanti" dari Angga Dwimas Sasongko, "Komedi Kacau" dari Raditya Dika, "Gadis Kretek" karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah, serta "Nightmares and Daydreams" dari Joko Anwar.
Content Lead Netflix di Indonesia Rusli Eddy menekankan penting bagi pihaknya yang baru memulai produksi film dan serial orisinal selama dua tahun terakhir untuk mengeksplorasi genre beragam, termasuk genre remaja melalui "Dear David".
Dia berharap kehadiran film "Dear David" dapat memantik dan membuka lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi film dan serial lain bertema remaja.
"Film remaja nggak harus cuma ngomongin boys and girls crush karena remaja kita juga menghadapi mental health, sexuality, hormon dan segala macam, identitas. Jadi mudah-mudahan ini membuka pintu untuk eksplorasi tema itu," kata Eddy.