Jakarta (ANTARA) - Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Siti Asfijah Abdoellah memastikan produk obat dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India, tidak ada yang terdaftar di Indonesia.
"Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk yang ditarik di Gambia, Afrika, tersebut tidak terdaftar di Indonesia," kata Siti Asfijah Abdoellah yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Produsen Mie Sedaap investigasi penolakan di sejumlah negara
Baca juga: Permintaan multivitamin selama pandemi picu peredaran produk ilegal
Keempat produk obat yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India, berupa obat sirup untuk anak, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menginformasikan bahwa keempat produk itu terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) di Gambia, Afrika.
Untuk itu, BPOM melakukan pengawasan secara komprehensif pada premarket dan postmarket produk obat yang beredar di Indonesia.
Baca juga: Pemkot-BBPOM Palembang tutup celah peredaran makanan mengandung formalin
"Untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat, BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa, tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG)," katanya.
Namun demikian, sebagai langkah kehati-hatian, BPOM juga sedang menelusuri kemungkinan kandungan DEG dan EG sebagai cemaran pada bahan lain yang digunakan sebagai zat pelarut tambahan.
"BPOM terus melakukan langkah pengawasan intensif terhadap obat-obat terkait dan akan segera menyampaikan hasilnya kepada masyarakat," ujarnya.
Dilansir dari Reuters, tidak kurang dari 66 anak di Gambia, Afrika Barat, dilaporkan meninggal dunia usai mengonsumsi obat batuk sirup mengandung paracetamol yang dikaitkan dengan produk Maiden Pharmaceutical Ltd, India.
Berita Terkait
Penerapan kembali UN jangan bawa sistem lama
Jumat, 8 November 2024 16:23 Wib
Bapanas: Pangan terkontaminasi bisa sebabkan diare dan hepatitis
Jumat, 8 November 2024 9:56 Wib
Pengamat: Lima strategi turunkan stunting capai target 18 persen
Kamis, 7 November 2024 16:16 Wib
Peneliti ingatkan bahaya pembakaran sampah terbuka untuk kesehatan
Kamis, 7 November 2024 13:03 Wib
Layanan kesehatan jiwa untuk masyarakat
Kamis, 7 November 2024 10:46 Wib
Peneliti: Pendidikan gratis wajib pertimbangkan mekanisme pembiayaan
Kamis, 7 November 2024 8:59 Wib