Jakarta (ANTARA) - Riset yang diadakan firma Populix menunjukkan konsumen Indonesia semakin tertarik untuk menonton konten streaming melalui langganan berbayar.
"Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini memiliki aplikasi mobile yang mendukung kebutuhan sehari-hari dan hiburan mereka," kata CTO Populix, Jonathan Benhi, dikutip dari siaran pers, Rabu.
Mereka mengadakan survei terhadap 1.000 responden pada Mei 2022 untuk melihat pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap aplikasi ponsel, termasuk layanan video-on-demand.
Baca juga: Layanan digital video streaming Telkomsel MAXstream hadirkan sekuel 'Kau dan Dia'
Hasilnya, rata-rata responden memiliki lebih dari satu aplikasi berlangganan terutama mereka yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Platform video-on-demand menjadi pilihan kebanyakan masyarakat Indonesia, salah satunya dipicu pandemi virus corona ketika aktivitas luar rumah terbatas. Empat dari sepuluh responden menonton streaming video setiap hari.
Baca juga: Perbandingan tarif langganan Disney+, Netflix, hingga Viu
Lebih dari separuh, 89 persen responden, menggunakan layanan video-on-demand lebih dari satu kali dalam seminggu. Populix menemukan kecenderungan responden memiliki lebih dari satu platform video-on-demand.
Kebanyakan dari responden, 74 persen, memilih platform video-on-demand berbayar, baik akun pribadi maupun akun bersama. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk berlangganan sebesar Rp250.000 per bulan.
Baca juga: Akibat COVID-19, YouTube turunkan kualitas video hingga sebulan
Responden yang memiliki kemampuan finansial menengah ke atas mau mengeluarkan sampai Rp750.000 untuk layanan streaming setiap bulan.
Populix juga menemukan ada lima aplikasi yang paling banyak digunakan responden, yaitu Netflix (69 persen), Disney+ Hotstar (62 persen), Youtube (52 persen), VIU (36 persen) dan Vidio (25 persen).
Untuk konten, yang paling diminati adalah film Korea (73 persen), didominasi penonton perempuan (88 persen), sementara laki-laki 55 persen.
Film Indonesia juga diminati konsumen video-on-demand (67 persen), popularitasnya sedikit di bawah film Hollywood (69 persen).
Konten bisa ditonton setiap saat menjadi alasan utama mereka berlangganan video streaming, sebanyak 84 persen responden menjawab demikian. Mereka juga menilai banyak pilihan film (77 persen), mencari hiburan (74 persen), pilihan film (68 persen) dan tidak terganggu iklan (57 persen).
Mereka juga berpendapat platform mudah digunakan (63 persen). ALasan lainnya adalah biaya langganan terjangkau (47 persen) dan belum mau nonton di bioskop (13 persen).
Sebagian responden mengatakan akan tetap menggunakan layanan video streaming, sementara yang lainnya tertarik lebih sering menggunakannya.
Berita Terkait
Pertumbuhan konsumsi musik daring di Indonesia tinggi
Rabu, 21 Juni 2023 14:48 Wib
Tiga tips "gaming" dan "streaming" di Galaxy A34 53 makin optimal
Senin, 20 Maret 2023 11:04 Wib
Konser 30 tahun Dewa 19 bisa disaksikanulang secara streaming
Jumat, 10 Maret 2023 11:22 Wib
Pedagang sebut tren berjualan "online" di Tiktok mulai menurun
Rabu, 25 Januari 2023 22:30 Wib
Dewa 19 siapkan tiket live streaming konser "30 Tahun Berkarya"
Kamis, 20 Oktober 2022 9:03 Wib
B.I, ITZY, dan SEVENTEEN bintangi kampanye "K-Pop ON!" di Spotify
Jumat, 26 Agustus 2022 11:47 Wib
"Secret Headquarters" tayang eksklusif layanan "streaming"
Sabtu, 13 Agustus 2022 17:44 Wib
Mike Tyson tuduh platform streaming Hulu "curi" kisah hidupnya
Selasa, 9 Agustus 2022 12:10 Wib