Makassar (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana akan mengusulkan jalur rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO, kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi.
Sjamsul menjelaskan bahwa jalur rempah yang menjadi jalinan perdagangan terbesar dunia menciptakan simpul-simpul kerja sama dan menjadikan Indonesia menjadi wilayah strategis dalam perdagangan dunia.
"Tak bisa kita pungkiri bahwa interaksi Indonesia dengan dunia internasional telah dimulai berabad-abad lalu hingga perdagangan rempah menjadi bagian NKRI ini berwujud di mata dunia," ujarnya di Makassar, Senin.
Sjamsul Hadi hadir di Makassar bersama rombongan laskar rempah dari 34 provinsi se Indonesia pada program napak tilas jalur rempah. Makassar menjadi kunjungan ke dua setelah berangkat dari Surabaya, Jawa Timur.
Program jalur rempah ini dipilih untuk menegaskan ketersambungan daerah-daerah di Indonesia dan konektivitas historis Indonesia dengan daerah lain di negara lain.
Sejak empat hari (3-6/06) berada di Sulawesi Selatan, rombongan akan kembali melanjutkan pelayaran ke Bau-Bau, Buton serta sejumlah wilayah yang memiliki sejarah jalur rempah di Indonesia.
"Pemberangkatan hari ini laskar jalur rempah menuju Bau-bau, Buton, dan dilanjutkan ke Ternate, Banda Neira, Kupang dan peserta pelayanan jalur rempah terdiri dari 149 anak terpilih dari 34 provinsi," ujarnya.
Sjamsul menjelaskan, Nusantara menjadi tujuan pelayaran perdagangan Asia Timur, Asia Selatan, Asia Barat dan Eropa untuk berburu rempah, cendana, lada, kamper, gaharu, dan produk rempah lainnya, ada di pulau-pulau di Nusantara.
"Oleh karena itu, melalui program ini diharapkan dukungan dari provinsi dan kab/kota, sebab jalur rempah ini kita rencanakan diusulkan sebagai warisan dunia UNISCO," katanya.
Dengan fokus cagar budaya, warisan budaya tak benda, program jalur rempah bergerak lebih terarah untuk merevitalisasi jalur rempah, dengan cara ini diharapkan spirit jalur rempah yang hidup menjadi nilai dan gaya hidup masyarakat, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, sastra, seni dan seterusnya.
Rempah dilihat sebagai koridor untuk menghidupkan kembali dan menggiatkan interaksi antar budaya, tidak hanya lintas perdagangan komoditas sebagai peradangan diplomasi budaya Indonesia secara sistematis dan masif, dengan bersinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Interaksi antar-budaya bisa dimulai dari pemberdayaan komunitas rempah, pengembangan edu wisata jalur rempah, pertunjukan seni hingga pengetahuan dan teknologi tradisional pengobatan, workshop dan lain sebagainya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbud rencana usulkan jalur rempah jadi warisan dunia ke UNESCO