Mengawal ketersediaan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan

id wamendag,kebutuhan pokok,harga,kenaikan harga ,kemendag,bank indonesia,pasar,ramadhan,pedagang,pedagang pasar,minyak gor Oleh Dolly Rosana

Mengawal ketersediaan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga (tengah) beserta jajaran berbincang dengan pedagang saat meninjau ketersediaan barang kebutuhan pokok di Pasar KM 5 Palembang, Sumatera Selatan, Senin (28/3/2022). Kunjungan tersebut untuk memantau secara langsung harga serta ketersediaan barang kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pras.)

Saya meminta pemerintahan di daerah segera berkoordinasi dengan instansi terkait, agar kondisi ini tidak mempengaruhi alur distribusi
Palembang (ANTARA) - Harga kebutuhan pokok merangkak naik pada satu pekan menjelang Ramadhan 1443 H. Kondisi ini pun dianggap lumrah karena selalu terjadi setiap tahun.

Namun, bagi Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, kenaikan harga itu sebenarnya tak perlu terjadi asalkan pasokan kebutuhan pokok dipastikan tersedia dan masyarakat membeli barang sesuai kebutuhan.

“Yang terpenting, barang-barang dibutuhkan itu ada di pasar, dan demand-nya (permintaannya) terjaga baik,” kata Jerry saat memantau harga kebutuhan pokok di Pasar KM5 Palembang, Senin (28/3).

Untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan meminta pemerintahan di daerah untuk aktif memantau pasokan barang di pasar tradisional hingga ritel modern, khususnya pada saat menghadapi momen Ramadhan dan Lebaran.

Jika ada kebutuhan pokok yang pasokannya berkurang maka sedapat mungkin diantisipasi dengan menggandeng instansi terkait, seperti Badan Urusan Logistik (Bulog).

Baca juga: Wamendag: Stok kebutuhan pokok jelang Ramadhan tersedia
Selain itu, yang terpenting yakni pemerintah daerah harus memastikan kelancaran alur distribusi agar pasokan barang tidak tersendat untuk masuk ke pasar tradisional.

Seperti adanya antrean kendaraan truk pengangkut kebutuhan pokok di SPBU daerah Sumatera untuk mendapatkan BBM solar bersubsidi, menurutnya, ini juga patut menjadi perhatian semua pihak.

“Saya meminta pemerintahan di daerah segera berkoordinasi dengan instansi terkait, agar kondisi ini tidak mempengaruhi alur distribusi,” kata dia.

Pada satu pekan menjelang Ramadhan ini pemerintah sangat menekankan ketersediaan stok kebutuhan pokok terutama minyak goreng, gula, telur, cabai, bawang putih dan bawang merah.

Berdasarkan pantauannya ke sejumlah pedagang di pasar KM5 Palembang tersebut, mayoritas mengatakan bahwa tidak kesulitan untuk mendapatkan barang dan komoditas tersebut.

Selain itu, permintaan masyarakat terhadap barang kebutuhan pokok dinilai masih terkendali.
Walau demikian, ia tak membantah terdapat sejumlah kebutuhan pokok juga mengalami fluktuasi harga, akan tetapi dinilai masih dalam keadaan wajar.

Seperti, harga telur ayam yang saat ini mulai bergerak naik menjadi Rp23.000 per kilogram, meski masih ada pedagang di pasar itu yang menjual dengan harga Rp21.000 per kilogram hingga Rp22.000 per kilogram.

Baca juga: Bersama mengawal minyak goreng agar tak kembali langka
Kondisi ini dinilai masih relatif baik karena harga tidak terlalu melambung walau Ramadhan tinggal satu pekan lagi.

Termasuk untuk ketersediaan minyak goreng, yang dipastikan sudah tidak terjadi kelangkaan, baik untuk minyak goreng kemasan maupun minyak curah.

“Minyak curah, saya cek ada yang jual Rp14.000 per kilogram adan Rp14.500 per kilogram. Kami berupaya mengingatkan pedagang agar sesuai aturan (HET Rp14.000 per kilogram),” kata dia.

Terkait minyak goreng, terpenting bagi pemerintah yakni stok tersedia walau sejumlah pedagang mengaku bahwa dijatah oleh agen untuk jenis curah.

Pemerintah berjanji akan melakukan langkah-langkah jika minyak goreng curah masih sulit didapatkan pedagang dari agen.

Saat ini pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak curah Rp14.000 per kilogram, artinya di tingkat pedagang dan agen harus berada di bawah kisaran harga tersebut.

“Jika masih dibatasi kami akan cek di retail,” kata Jerry.

Merangkak Naik

Sementara itu, sejumlah harga kebutuhan pokok di Pasar KM 5 mulai bergerak naik pada satu pekan menjelang Ramadhan.

Ali, pedagang sayuran di Pasar KM5 Palembang, mengatakan harga cabai merah mengalami kenaikan dari Rp28.000 menjadi Rp35.000 per kilogram, bawang putih dari Rp24.000 menjadi Rp28.000 per kilogram, cabai rawit Rp25.000 menjadi Rp35.000 per kilogram.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga yakni bawang merah dari Rp38.000 menjadi Rp32.000 per kilogram dan cabai rawit merah Rp50.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Sedangkan bawang bombay relatif stabil Rp25.000 per kilogram.

“Yang terasa kenaikan cabai merah, yang lain relatif stabil seperti tomat, wortel, sayur-sayuran seperti kubis, oyong, sawi dan lainnya,” kata Ali.

Sementara itu, pantauan ANTARA di pasar tersebut, harga telur ayam bergerak naik dari Rp21.000 menjadi Rp23.000 per kilogram. Kemudian, minyak goreng kemasan merek Fortune Rp23.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp14.500 per kilogram, gula pasir curah Rp13.000 per kilogram.

Sedangkan harga ayam potong bergerak dari Rp28.000 menjadi Rp31.000 per kilogram, daging sapi dari Rp130.000 menjadi Rp135.000 per kilogram.

Kemudian, harga beras relatif stabil untuk beras merek Raja Rp110.000 per 10 kilogram, beras merek Patin Rp110.000 per 10 kilogram, beras merek Topi Koki Rp105.000 per 10 kilogram, beras merek Selancar Rp107.00 per 10 kilogram.

Sementara untuk harga ikan segar relatif stabil, ikan lele Rp20.000 per kilogram, ikan gurami Rp35.000 per kilogram, ikan nila Rp28.000 per kilogram dan ikan gabus Rp65.000 per kilogram.

Fendy, pemilik Toko Sumber Jaya mengatakan dirinya terbatas dalam mendapatkan pasokan minyak curah dari agen sehingga hanya melepas komoditas tersebut ke pelanggan setianya.

Karena dapatnya sedikit jadi hanya jual ke langganan saja, seperti penjual gorengan dan lainnya, kata Maifung.

Setiap hari setidaknya ia mendapatkan jatah 180 liter minyak curah dari agen, yang dipastikan habis terjual.

Ia membeli minyak curah Rp14.250 per kilogram dari agen sehingga menjual dengan harga Rp15.500 per kilogram.

Demikian juga dengan pedagang lainnya, Maifung, pemilik toko Laris Maris di Pasar KM5 Palembang, yang hanya mendapatkan jatah dua jerigen minyak curah bervolume masing-masing 20 liter.

Susah dapat untuk minyak curah, tapi untuk minyak kemasan banyak, ada Fortune, Sania dan Sofia dengan harga berkisar Rp22.000 hingga Rp23.000 per kilogram. Tapi untuk minyak curah saya terpaksa jual Rp16.000 per liter karena beli dari agen Rp15.000 per liter, kata dia.

Yatmi, pedagang lainnya, mengatakan dirinya tak pernah kebagian jatah dari agen untuk menjual minyak goreng jenis curah sejak diberlakukannya HET oleh pemerintah Rp14.000 per liter.

Lantaran itu, dirinya hanya menjual minyak goreng kemasan merek Fortune, Sania dan Sofia yang berkisar Rp23.000 per kilogram.
Pedagang sayuran melayani pembeli di Pasar KM5 Palembang, Sumatera Selatan, Senin (28/3). (ANTARA/Dolly Rosana)


Sekretaris Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Irwan Syahmasri mengatakan para pedagang berharap pasokan kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan lainnya tidak tersedat sehingga bisa sampai ke tingkat pedagang.

“Kami berharap, bisa berperan di sini bisa menjualkan ke pembeli. Jangan seperti minyak goreng (jenis curah) yang masih terbatas,” kata Irwan.

Baca juga: Megawati sebut pernyataannya soal polemik minyak goreng dipolitisasi
Selain adanya jaminan pasokan, ia berharap kenaikan harga kebutuhan pokok tidak terlalu tajam karena akan memberatkan masyarakat.

Serba salah kami ini, jika dapat dari distributor sudah tinggi terpaksa jual dengan harga segitu. Terkadang tidak enak juga mendengar keluhan masyarakat, apalagi akhir-akhir ini banyak yang naik, kata dia.

Stok tersedia

Bank Indonesia selaku Tim Pengendali Inflasi Daerah di Provinsi Sumatera Selatan meminta berbagai pihak terkait dari pemerintahan hingga rantai pasok bahan pokok untuk memperkuat sinergi untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang Ramadhan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja mengatakan TPID telah membangun koordinasi dengan pemerintahan di kabupaten/kota Sumsel dan Bulog untuk menjaga kestabilan harga, terutama untuk beras dan daging.

“Ini perlu keterlibatan berbagai pihak untuk menstabilkan harga karena menjelang Ramadhan biasanya harga naik,” kata dia.

Terkait gejolak harga kebutuhan pokok yang terjadi saat ini, ia tetap optimistis bahwa nantinya Sumsel dapat mempertahankan target inflasi 3 persen plus minus 1 persen pada 2022.

Akan tetapi, ia tak menyangkal jika kenaikan harga cukai rokok sejak Januari dan harga LPG bakal mempengaruhi laju inflasi Sumsel pada 2022.

Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru mengharapkan masyarakat tidak panik terkait potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadhan tahun ini.

Menurutnya, Pemprov Sumsel dan instansi terkait sudah mengambil langkah antisipasi agar harga bahan pokok tetap stabil dan tersedia.

"Tidak perlu berlebihan dalam menghadapi hal itu karena akan menyebabkan meningkatnya pembelian bahan pokok. Siapkanlah kebutuhan seperti biasanya saja,” kata Herman Deru.

Pemerintah memastikan ketersediaan sembilan bahan pokok (sembako) aman jelang Ramadan hingga Idul Fitri 1443 Hijriah sehingga masyarakat tak perlu risau dan dapat menjalankan ibadah secara khusyuk.

"Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengurusi sembilan bahan pokok antara lain beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging ruminansia, daging unggas, dan cabai," ujar Kepala Pusat Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto dalam diskusi daring FMB9 yang diikuti dari Jakarta, Senin.

Andriko menjelaskan untuk beras masih surplus 8,7 juta ton hingga Mei 2022 dan harga stabil di posisi Rp10.940 per kilogram. Adapun jagung surplus 3,2 juta ton dengan harga Rp4.756 di tingkat produsen.

Sementara, kedelai surplus 142.300 ton karena ditopang impor. Harga kedelai di pasaran, kata Andriko, menunjukkan tren kenaikan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan impor kedelai agar stok melimpah dan harganya bisa turun.

Kemudian kedelai di harga Rp13.292 itu sebenarnya agak tinggi. Biasanya rata-rata sekitar Rp10.000 makanya kita harapkan kedelai stok impor itu bisa dikeluarkan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, katanya.

Minyak goreng hingga Mei tahun ini, terpantau masih surplus yakni sekitar 663.493 liter. Ia mengatakan pihaknya juga mencatat realisasi produksi dalam negeri.

Minyak goreng juga posisinya sampai Mei diperkirakan masih surplus sekitar 663.493 liter. Jadi catatan pentingnya di situ bahwa kita juga mencatat realisasi produksi dalam negeri sampai akhir Februari terpantau sesuai rencana, harapannya Maret-Mei sesuai rencana, kata dia.

Baca juga: Gubernur Sumsel minta diberikan kewenangan awasi sektor kelapa sawit
Untuk bawang merah masih surplus 92.000 ton dan bawang putih surplus 104.966 ton. Andriko berharap impor 145.000 ton bawang putih pada Maret-Mei bisa terealisasi dengan baik demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kemudian cabai besar surplus 27.900 ton, cabai rawit surplus 40.383 ton, dan daging sapi surplus 33.153 ton. Khusus daging sapi, ia berharap impor 95.100 ton dapat terealisasi.

Sedangkan daging ayam ras surplus 357.700, telur ayam ras surplus 98.500, dan gula konsumsi juga surplus 544.250 ton. Andriko menyebutkan pada Maret-Mei 2022 bakal masuk 772.912 ton gula konsumsi impor.

"Pada Maret-Mei 2022 bakal masuk 772.912 ton gula konsumsi impor," kata dia.

Ia mengatakan pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap kondisi ketersediaan pasokan dan harga sembilan bahan pokok itu di berbagai wilayah di Indonesia.

Bapanas juga intens bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan di 34 provinsi dan 514 kabupaten dan kota. Tujuannya untuk memantau dan memastikan stabilisasi pasokan dan harga kesembilan bahan pokok tersebut.

"Kemudian kita melakukan pemantauan secara tetap terkait sembilan bahan pokok ini dan kita memastikan setiap bulan aman atau tidak aman. Kalau misalnya tidak aman, permasalahannya di mana?,” kata dia.

Kenaikan harga kebutuhan pokok sebenarnya sudah terjadi sebelum Ramadhan, untuk kebutuhan pokok tertentu seperti minyak goreng. Jika ini tidak diantisipasi maka dipastikan apa yang rutin terjadi itu menjadi keniscayaan juga pada tahun ini.

Dibutuhkan peran dari berbagai pihak untuk meredamnya, dan terkadang yang terlupa yakni mengedukasi masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dengan membeli sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Stop borong minyak goreng