FKPAI OKU gelar khitanan massal
Baturaja (ANTARA) - Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menggelar khitanan massal menyambut Hari Amal Bakti ke-76 tahun 2021 Kementerian Agama yang digelar di Islamic Center Baturaja, Selasa.
Ketua FKPAI Ogan Komering Ulu (OKU) Studin Lani Adiyanto menjelaskan bahwa kegiatan khitanan massal itu merupakan agenda tahunan yang melibatkan puluhan anak khitanan secara gratis.
Dalam kegiatan tersebut diikuti sebanyak 50 anak yatim dan duafa berasal dari seluruh kecamatan di Kabupaten OKU.
"Kegiatan ini menerapkan protokol kesehatan dan digelar selama satu hari dengan pembagian dua sesi pukul 10.00 WIB dan pukul 12 .30 WIB," jelasnya.
Dia berharap melalui kegiatan ini anak-anak yang dikhitan dapat menjadi anak yang soleh dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU, Ishak Putih menjelaskan, berdasarkan sejarah kebudayaan manusia, khitanan telah dikenal oleh sebagian kalangan sebagai proses adat dan pembersihan diri sebelum beranjak dewasa.
"Masyarakat terdahulu hingga kini menjaga budaya dan menganggap proses ini salah satu menjalankan ibadah sebagai umat muslim," jelasnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat tidak mampu khususnya para anak yatim dan duafa di Kabupaten OKU untuk dikhitan secara gratis sehingga dapat memenuhi syariat Islam.
"Semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali dengan skala yang lebih besar sehingga anak-anak yatim dan duafa lainnya bisa terbantu," ujarnya.
Ketua FKPAI Ogan Komering Ulu (OKU) Studin Lani Adiyanto menjelaskan bahwa kegiatan khitanan massal itu merupakan agenda tahunan yang melibatkan puluhan anak khitanan secara gratis.
Dalam kegiatan tersebut diikuti sebanyak 50 anak yatim dan duafa berasal dari seluruh kecamatan di Kabupaten OKU.
"Kegiatan ini menerapkan protokol kesehatan dan digelar selama satu hari dengan pembagian dua sesi pukul 10.00 WIB dan pukul 12 .30 WIB," jelasnya.
Dia berharap melalui kegiatan ini anak-anak yang dikhitan dapat menjadi anak yang soleh dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU, Ishak Putih menjelaskan, berdasarkan sejarah kebudayaan manusia, khitanan telah dikenal oleh sebagian kalangan sebagai proses adat dan pembersihan diri sebelum beranjak dewasa.
"Masyarakat terdahulu hingga kini menjaga budaya dan menganggap proses ini salah satu menjalankan ibadah sebagai umat muslim," jelasnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat tidak mampu khususnya para anak yatim dan duafa di Kabupaten OKU untuk dikhitan secara gratis sehingga dapat memenuhi syariat Islam.
"Semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali dengan skala yang lebih besar sehingga anak-anak yatim dan duafa lainnya bisa terbantu," ujarnya.