Paul McCartney klarifikasi atas perpisahan The Beatles
Jakarta (ANTARA) - Personel grup band legendaris The Beatles Paul McCartney membantah anggapan bahwa dirinya telah bertanggung jawab atas perpisahan grup tersebut selama ini.
“Saya tidak menghasut perpecahan. Itu Johnny,” kata McCartney dalam wawancara untuk episode “This Cultural Life” BBC Radio 4 yang akan disiarkan akhir bulan ini, dikutip dari The Guardian pada Senin.
Ketika The Beatles berpisah lebih dari 50 tahun yang lalu, McCartney telah lama yang paling disalahkan atas perpecahan tersebut.
Baca juga: Sebuah kaset wawancara John Lennon dan Yoko Ono laku terjual Rp832 juta
“Suatu hari John masuk ke sebuah ruangan dan berkata saya akan meninggalkan The Beatles. Apakah itu yang memicu perpecahan, atau tidak?”
Ia mengatakan dirinya ingin grup itu terus berlanjut, terutama setelah hanya delapan tahun bersama, mereka masih menciptakan karya-karya yang bagus, seperti “Abbey Road” dan “Let It Be”.
“Ini adalah band saya, ini adalah pekerjaan saya, ini adalah hidup saya, jadi saya ingin ini berlanjut,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Paul McCartney "The Beatles" diadaptasi jadi serial film dokumenter
McCartney mengatakan pada saat itu dirinya dan personel lain yang tersisa dibiarkan merasa kebingungan dan permasalahan tersebut jadi berlarut-larut karena pada saat itu manajer Allen Klein menyarankan mereka untuk tidak memberikan pernyataan tentang perpisahan itu hingga perjanjian bisnis diselesaikan Klein.
“Jadi selama beberapa bulan kami harus berpura-pura. Itu aneh karena kita semua tahu itu adalah akhir dari The Beatles, tetapi kita tidak bisa pergi begitu saja,” kata musisi berusia 79 tahun itu.
Baca juga: Cerita D'MASIV di Abbey Road, piano The Beatles hingga jualan CD
Seandainya Lennon tidak memutuskan untuk berpisah, McCartney percaya bahwa perjalanan The Beatles mungkin bisa lebih lama.
“Bisa saja. Intinya adalah bahwa John membuat hidup baru dengan Yoko. John selalu ingin melepaskan diri dari masyarakat karena, Anda tahu, dia dibesarkan oleh Bibi Mimi-nya, yang cukup represif, jadi dia selalu ingin melepaskan diri,” ujarnya.
“Saya tidak menghasut perpecahan. Itu Johnny,” kata McCartney dalam wawancara untuk episode “This Cultural Life” BBC Radio 4 yang akan disiarkan akhir bulan ini, dikutip dari The Guardian pada Senin.
Ketika The Beatles berpisah lebih dari 50 tahun yang lalu, McCartney telah lama yang paling disalahkan atas perpecahan tersebut.
Baca juga: Sebuah kaset wawancara John Lennon dan Yoko Ono laku terjual Rp832 juta
“Suatu hari John masuk ke sebuah ruangan dan berkata saya akan meninggalkan The Beatles. Apakah itu yang memicu perpecahan, atau tidak?”
Ia mengatakan dirinya ingin grup itu terus berlanjut, terutama setelah hanya delapan tahun bersama, mereka masih menciptakan karya-karya yang bagus, seperti “Abbey Road” dan “Let It Be”.
“Ini adalah band saya, ini adalah pekerjaan saya, ini adalah hidup saya, jadi saya ingin ini berlanjut,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Paul McCartney "The Beatles" diadaptasi jadi serial film dokumenter
McCartney mengatakan pada saat itu dirinya dan personel lain yang tersisa dibiarkan merasa kebingungan dan permasalahan tersebut jadi berlarut-larut karena pada saat itu manajer Allen Klein menyarankan mereka untuk tidak memberikan pernyataan tentang perpisahan itu hingga perjanjian bisnis diselesaikan Klein.
“Jadi selama beberapa bulan kami harus berpura-pura. Itu aneh karena kita semua tahu itu adalah akhir dari The Beatles, tetapi kita tidak bisa pergi begitu saja,” kata musisi berusia 79 tahun itu.
Baca juga: Cerita D'MASIV di Abbey Road, piano The Beatles hingga jualan CD
Seandainya Lennon tidak memutuskan untuk berpisah, McCartney percaya bahwa perjalanan The Beatles mungkin bisa lebih lama.
“Bisa saja. Intinya adalah bahwa John membuat hidup baru dengan Yoko. John selalu ingin melepaskan diri dari masyarakat karena, Anda tahu, dia dibesarkan oleh Bibi Mimi-nya, yang cukup represif, jadi dia selalu ingin melepaskan diri,” ujarnya.