Jakarta (ANTARA) - Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengatakan perseroan serius dalam melakukan transformasi digital untuk menciptakan pertumbuhan kinerja di masa depan yang memberikan dampak besar terhadap sharing economy di tengah masyarakat.
“Di era digital itu bukan mencari perfect product karena sering kali kalau orang IT itu senang dengan produk-produk yang canggih. Tapi lupa sebetulnya yang harus kita jembatani adalah bagaimana itu nanti menjawab problem dari customer dan ini yang lebih penting,” kata Indra dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dalam transformasi digital yang dilakukan BRI, lanjut Indra, pihaknya ingin menghasilkan sesuatu yang sangat customer driven, customer centric, yang akhirnya bisa disebut sebagai great product dan nantinya akan disukai dan dipakai oleh nasabah.
Ia mengatakan BRI menerapkan prinsip teknologi saat ini fokus kepada kegunaan serta manfaat. Oleh karena itu, kata dia, transformasi digital perseroan masuk kepada disiplin yang disebut product management.
“Product management itu fokusnya bagaimana IT itu berpikir, bagaimana suatu produk itu dikonsumsi, bukan diproduksi. Jadi kita jangan sibuk membuatnya, tapi sibuk bagaimana nanti dia dipakainya,” ungkap Indra.
Dia mencontohkan produk game online yang membuat konsumen senang memainkannya, hingga menimbulkan keterikatan, pemakaian berulang, bahkan ketagihan. Hal itu tak terlepas dari kemudahan yang diberikan produk tersebut dan membantu konsumennya.
“Nah ini adalah satu produk yang nantinya enduring, sustain dipakai terus karena semakin sering dipakai berarti produk itu hidup kalau enggak dia produk yang mati dan tentu itu tidak kita harapkan,” tuturnya.
Adapun dalam produk BRI secara langsung, perseoroan mengklaim digitalisasi mengoptimalkan layanan perseoan kepada masyarakat. Sebagai contoh, digitalisasi memaksimalkan kinerja agen BRILink yang saat ini berjumlah 447.385 agen. Pada 2015 Agen BRILink hanya sebanyak 50.000 dengan volume transaksi hanya Rp35 triliun. Nominal transaksi meningkat drastis menjadi Rp673 triliun pada 2019. Bahkan pada 2020 mencapai Rp800 triliun.
“Selain mengoptimalkan layanan, transformasi digital mewujudkan sharing economy. Jika BRI saja mendapat fee Rp1 triliun maka setidaknya fee yang dinikmati masyarakat diperkirakan mencapai tiga kali lipatnya,” kata Indra.
Berita Terkait
BRI: Jumlah Agen BRILinkcapai 1 juta per 25 Juli 2024
Jumat, 23 Agustus 2024 11:49 Wib
BRI jadi bank penyimpan dana margin di Kliring Berjangka Indonesia
Senin, 27 Mei 2024 12:38 Wib
BRI-Telkomsel sediakan ekosistem finansial dan digital bagi karyawan
Senin, 20 Mei 2024 13:05 Wib
BRI: Waspadai modus penipuan "social engineering"
Kamis, 16 Juni 2022 15:43 Wib
BRI buka program rekrutmen pegawai baru BRILiaN Future Leader
Sabtu, 23 April 2022 5:04 Wib
Buyback BBRI akan menjadi katalis positif dan diapresiasi investor
Senin, 21 Februari 2022 19:58 Wib
BRI gali potensi talenta digital RI melalui BRIBRAIN Academy
Minggu, 20 Februari 2022 20:11 Wib
BRI catatkan pertumbuhan investor milenial bisnis Wealth Management 47 persen
Jumat, 18 Februari 2022 19:07 Wib