IPB miliki percontohan teknologi perternakan ayam termodern di Indonesia

id IPB ,Institut Pertanian Bogor,Tepa Closed House ,Peternakan Termodern ,Kota Sukabumi,Pengembangan Teknologi Peternakan

IPB miliki percontohan teknologi perternakan ayam termodern di Indonesia

Penen raya ayam di teaching factory (tefa) modern closed house sekolah vokasi IPB University di Kampus IPB Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu, (9/6). (Antara/Aditya Rohman)

Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki percontohan peternakan ayam termodern di Indonesia untuk kalangan mahasiswa dan peternak guna meningkatkan kualitas usaha ternak.

"Pengembangan teknologi budi daya peternakan ayam 'teaching factory (tefa) 'closed house' Sekolah Vokasi IPB University di Kampus IPB Sukabumi ini menjadi percontohan mahasiswa dan publik untuk belajar peternakan modern yang dikelola secara profesional," kata Rektor IPB University Arif Satria di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.

Menurut dia, budi daya pembesaran ayam ini sukses karena hingga saat ini sudah dua kali melakukan panen raya, yakni pada bulan April 2020 yang merupakan panen raya perdana dan kedua pada tanggal 9 Juni 2021.

Dalam pengembangan teknologi peternakan ayam itu, katanya, IPB menggandeng PT Charoen Pokphand Indonesia sehingga dengan keberadaan tefa closed house ini bisa menciptakan suasana industri di dalam kampus. Dengan demikian mahasiswa akan semakin akrab dengan dunia industri khususnya di sektor peternakan ayam.

Selain itu, pembangunan lokasi peternakan di areal kampus untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar lebih siap saat memasuki dunia industri yang tujuan utamanya meningkatkan "link and match"

Ia menjelaskan teknologi tefa closed house ini memiliki keunggulan karena bisa memangkas waktu panen atau ayam bisa dipanen lebih cepat yang awalnya membutuhkan waktu hingga 40 hari kini bisa dipangkas menjadi 35 hari sehingga bisa mengurangi biaya.

Meskipun tertutup, kata dia, peternakan ini tidak mengeluarkan bau menyengat yang berasal dari kotoran maupun sisa pakan karena menggunakan sirkulasi kondusif dan "animal welfare".

"Teknologi di bidang peternakan setiap waktu terus berkembang, maka dari itu dengan adanya tefa closed house bisa dijadikan percontohan karena hasil produksinya memiliki kualitas yang mampu bersaing, serta paling utama setiap mahasiswa setelah nanti lulus dan memutuskan terjun di dunia industri perternakan bisa berkompetensi," jelasnya.

Di sela panen raya kedua tefa closed house, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diksi Kemendikbud Ristek) Wikan Sakarinto mengatakan tefa closed house Kampus IPB Sukabumi merupakan salah satu lokasi peternakan termodern dan terbaik di Indonesia.

"Tentunya dengan apa yang telah dikembangkan IPB di dunia perternakan seperti implementasi teaching factory ini, kami mengapresiasi karena telah menerapkan teknologi 4.0, internet, dan tekologi tata udara," katanya.

Keberadaan tefa closed house ini menjadi percontohan pendidikan vokasi yang benar-benar dipraktikan sehingga setelah lulus, mahasiswa bisa menjadi entrepreneur peternakan yang didekatkan ke pasar,

"Tentunya target model ini dapat diimplementasikan ke sekolah vokasi agar terjadi link and match dengan industri sejak mulai kurikulum awal hingga distribusi," katanya..

Di tempat yang sama Dekan Sekolah Vokasi IPB Arief Daryanto mengatakan pemeliharaan ayam dengan sistem tefa closed house bisa menekan tingkat kematian (mortalitas) yang hanya 1,8 persen.

Model peternakan seperti ini, katanya, diharapkan tidak hanya berada di Kota Sukabumi, tetapi bisa dikembangkan di daerah lain karena memiliki banyak keuntungan seperti meningkatkan pendapatan pelaku usaha peternakan dan tempat untuk belajar.