Wapres ingin fokus menyelesaikan tugas pada sisa masa jabatan
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyatakan dirinya ingin fokus menyelesaikan tugas pada sisa 3,5 tahun masa jabatannya sebagai wapres mendampingi Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan Wapres dalam sambutannya pada acara halalbihalal virtual dengan pejabat dan pegawai di lingkungan Kantor Sekretariat Wakil Presiden, perangkat Wakil Presiden hingga media melalui konferensi video di Jakarta, Rabu.
"Seperti kita maklumi bersama, periode masa jabatan saya sebagai wapres bersama pak Jokowi telah berjalan satu setengah tahun. Artinya waktu tersisa kalau tidak ada halangan tinggal 3,5 tahun sampai Oktober 2024. Dalam 3,5 tahun ke depan saya benar-benar ingin fokus pada penyelesaian tugas menjadi fokus kerja Wapres," ujar Wapres.
Wapres menekankan tidak ingin ada tugas yang mangkrak atau tidak tuntas. Dia ingin semua membuahkan hasil nyata serta membawa manfaat dan maslahat bagi rakyat dan umat.
Wapres menjabarkan secara singkat target-target dari fokus kerjanya, yakni pertama, di bidang ekonomi dan keuangan adalah terbangunnya ekosistem solid bagi pengembangan industri halal keuangan dan dana sosial syariah serta tumbuh kembang bisnis syariah pada akhir masa jabatan 2024.
Wapres menginginkan Kawasan Industri Halal yang telah ditetapkan harus sudah beroperasi seluruhnya pada akhir masa jabatan.
"Sekarang baru tiga, tapi nanti Insya Allah ditambah sampai 8 supaya sudah harus beroperasi dalam rangka mendukung Indonesia sebagai pemain global produk halal," jelasnya.
Kedua, di bidang pengentasan kemiskinan, sesuai arahan Presiden, kata Wapres, pemerintah harus dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem sejalan dengan tujuan SDG's.
Untuk itu Wapres menekankan, reformasi perlindungan sosial yang mencakup seluruh lapisan masyarakat dan reformasi pemberdayaan rumah tangga dalam meningkatkan produktivitas juga harus dituntaskan.
Dia menyampaikan prasyarat untuk melaksanakan reformasi ini adalah tersedianya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial berbasis rumah tangga dan data terpadu UMKM yang dapat dimutakhirkan secara cepat menggunakan metodologi yang terbaik.
Wapres mengingatkan pentingnya data terpadu UMKM mengingat banyaknya rumah tangga miskin dan rentan yang bekerja di UMKM ataupun sebagai pemilik UMKM.
Ketiga, di bidang UMKM peningkatan produktivitas dilakukan dengan pemberdayaan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi UMKM, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan mendorong lembaga keuangan agar ramah UMKM.
Selain itu juga dlakukan melalui perbaikan ekosistem pendukung UMKM agar upaya pemberdayaan efektif.
"Pada akhir pemerintahan, UMKM yang di dalamnya termasuk yang bergerak di bidang produk halal harus sudah berkembang sebagai penopang ekonomi nasional," jelas Wapres.
Keempat, di bidang reformasi birokrasi. Pada akhir pemerintahan, Wapres mengharapkan sudah terbangun birokrasi efisien, efektif yang minim struktur namun kaya fungsi, responsif dan akuntabel serta mampu berkolaborasi lintas lembaga dan mampu memberikan layanan prima kepada masyarakat.
Kelima, di bidang percepatan pembangunan kesejahteraan Papua dan Papua Barat, Wapres menginginkan rencana aksi yang memberi manfaat nyata, memperkuat rasa saling percaya, dan persatuan nasional sudah harus tuntas terlaksana sebelum pemerintahan berakhir.
"Saya berencana berkunjung ke Papua dan Papua Barat segera setelah rencana aksi mendapat pengesahan Presiden. Supaya tidak salah persepsi, seakan penanganan Papua lebih pendekatan keamanan, padahal justru kita ingin pendekatan kesejahteraan," kata Wapres.
Menurut Wapres, pendekatan keamanan yang dilakukan untuk melindungi masyarakat dan berjalannya pembangunan dari gangguan perusuh atau gerakan separatis yang kini sudah diberi predikat terorisme.
Keenam, yang juga tidak kalah penting, kata Wapres, adalah pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Wapres ingin menuntaskan program persiapan sarana prasarana pendukung dan kampanye bagi terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara tahun 2032.
"Demikian yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi saya tekankan keenam fokus tersebut harus terealisasi, menghasilkan hasil nyata dan memberi maslahat bagi rakyat dan umat. Tetap bekerja, tetap semangat, jaga kekompakan dan citra kantor Wapres yang baik, serta jangan abai protokol kesehatan," ujarnya.
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyatakan dirinya ingin fokus menyelesaikan tugas pada sisa 3,5 tahun masa jabatannya sebagai wapres mendampingi Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan Wapres dalam sambutannya pada acara halalbihalal virtual dengan pejabat dan pegawai di lingkungan Kantor Sekretariat Wakil Presiden, perangkat Wakil Presiden hingga media melalui konferensi video di Jakarta, Rabu.
"Seperti kita maklumi bersama, periode masa jabatan saya sebagai wapres bersama pak Jokowi telah berjalan satu setengah tahun. Artinya waktu tersisa kalau tidak ada halangan tinggal 3,5 tahun sampai Oktober 2024. Dalam 3,5 tahun ke depan saya benar-benar ingin fokus pada penyelesaian tugas menjadi fokus kerja Wapres," ujar Wapres.
Wapres menekankan tidak ingin ada tugas yang mangkrak atau tidak tuntas. Dia ingin semua membuahkan hasil nyata serta membawa manfaat dan maslahat bagi rakyat dan umat.
Wapres menjabarkan secara singkat target-target dari fokus kerjanya, yakni pertama, di bidang ekonomi dan keuangan adalah terbangunnya ekosistem solid bagi pengembangan industri halal keuangan dan dana sosial syariah serta tumbuh kembang bisnis syariah pada akhir masa jabatan 2024.
Wapres menginginkan Kawasan Industri Halal yang telah ditetapkan harus sudah beroperasi seluruhnya pada akhir masa jabatan.
"Sekarang baru tiga, tapi nanti Insya Allah ditambah sampai 8 supaya sudah harus beroperasi dalam rangka mendukung Indonesia sebagai pemain global produk halal," jelasnya.
Kedua, di bidang pengentasan kemiskinan, sesuai arahan Presiden, kata Wapres, pemerintah harus dapat menurunkan angka kemiskinan ekstrem sejalan dengan tujuan SDG's.
Untuk itu Wapres menekankan, reformasi perlindungan sosial yang mencakup seluruh lapisan masyarakat dan reformasi pemberdayaan rumah tangga dalam meningkatkan produktivitas juga harus dituntaskan.
Dia menyampaikan prasyarat untuk melaksanakan reformasi ini adalah tersedianya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial berbasis rumah tangga dan data terpadu UMKM yang dapat dimutakhirkan secara cepat menggunakan metodologi yang terbaik.
Wapres mengingatkan pentingnya data terpadu UMKM mengingat banyaknya rumah tangga miskin dan rentan yang bekerja di UMKM ataupun sebagai pemilik UMKM.
Ketiga, di bidang UMKM peningkatan produktivitas dilakukan dengan pemberdayaan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi UMKM, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan mendorong lembaga keuangan agar ramah UMKM.
Selain itu juga dlakukan melalui perbaikan ekosistem pendukung UMKM agar upaya pemberdayaan efektif.
"Pada akhir pemerintahan, UMKM yang di dalamnya termasuk yang bergerak di bidang produk halal harus sudah berkembang sebagai penopang ekonomi nasional," jelas Wapres.
Keempat, di bidang reformasi birokrasi. Pada akhir pemerintahan, Wapres mengharapkan sudah terbangun birokrasi efisien, efektif yang minim struktur namun kaya fungsi, responsif dan akuntabel serta mampu berkolaborasi lintas lembaga dan mampu memberikan layanan prima kepada masyarakat.
Kelima, di bidang percepatan pembangunan kesejahteraan Papua dan Papua Barat, Wapres menginginkan rencana aksi yang memberi manfaat nyata, memperkuat rasa saling percaya, dan persatuan nasional sudah harus tuntas terlaksana sebelum pemerintahan berakhir.
"Saya berencana berkunjung ke Papua dan Papua Barat segera setelah rencana aksi mendapat pengesahan Presiden. Supaya tidak salah persepsi, seakan penanganan Papua lebih pendekatan keamanan, padahal justru kita ingin pendekatan kesejahteraan," kata Wapres.
Menurut Wapres, pendekatan keamanan yang dilakukan untuk melindungi masyarakat dan berjalannya pembangunan dari gangguan perusuh atau gerakan separatis yang kini sudah diberi predikat terorisme.
Keenam, yang juga tidak kalah penting, kata Wapres, adalah pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Wapres ingin menuntaskan program persiapan sarana prasarana pendukung dan kampanye bagi terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara tahun 2032.
"Demikian yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi saya tekankan keenam fokus tersebut harus terealisasi, menghasilkan hasil nyata dan memberi maslahat bagi rakyat dan umat. Tetap bekerja, tetap semangat, jaga kekompakan dan citra kantor Wapres yang baik, serta jangan abai protokol kesehatan," ujarnya.