Jakarta (ANTARA) - Pesawat tempur TNI Aangkatan Udara (AU) F-16 Fighting Falcon hadir saat latihan Operasi Amfibi 2021 di Perairan Selat Gelasa, Bangka Belitung, Kepulauan Riau.
"Ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk melatih kemampuan profesionalisme prajurit dalam menghadapi ancaman serangan udara," kata Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) Laksamana Pertama TNI Dato Rusman dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Selain itu, kata Pangkogasgabfib, untuk menguji interoperability system sensor dan komunikasi kedua matra udara dan laut dapat terjalin.
Rusman menjelaskan bahwa latihan itu merupakan bagian dari kebijakan pimpinan TNI AL yang merupakan salah satu dari sembilan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono dalam membangun SDM yang unggul.
Latihan operasi pendaratan amfibi Koarmada I itu telah berlangsung sejak 5 April 2021 ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan mengasah naluri tempur prajurit matra laut serta menguji kesiapsiagaan material tempur TNI AL, baik kapal perang, pesawat udara, maupun kendaraan tempur Marinir TNI AL.
Dalam latihan itu, TNI AL dan TNI AU established komunikasi terjalin antara KRI dan pesawat tempur TNI AU.
Diawali dengan serial Air Joining Procedure (AJP) untuk mengidentifikasi pesawat kawan atau lawan.
Unsur-unsur F-16 TNI AU ini terbang mendekati konvoi untuk memberikan bantuan tembakan udara (BTU) dan serangan udara langsung (SUL) terhadap kekuatan armada laut atau kekuatan udara lawan yang mengancam konvoi Kogasgabfib.
KRI Bung Tomo-357 sebagai koordinator peperangan melaksanakan komunikasi dengan pesawat tempur TNI AU F-16 dari skuadron 6 Pekanbaru. Komunikasi yang terjalin antara keduannya merupakan bukti interoperability TNI AL dengan TNI AU dalam operasi gabungan TNI.
Radar udara KRI Bung Tomo-357 mendeteksi adanya dua pesawat udara mendekati konvoi dari baringan atau sudut pendekatan yang telah ditentukan sebagai pengenal bahwa pesawat tersebut adalah pesawat tempur kawan, selain metode identifikasi kawan atau lawan menggunakan komunikasi dan sandi gerakan atau manuver terbang.
Usai menyimulasikan BTU dan SUL, pesawat tempur F-16 TNI AU berperan sebagai pesawat udara musuh yang siap menembakkan rudal antikapal permukaan.
Alarm peringatan bahaya serangan udara terdengar dari seluruh unsur Kogasgabfib setelah mendapatkan informasi kontak udara tidak dikenal dari radar KRI Bung Tomo-357.
Dengan sigap seluruh prajurit KRI yang terdiri atas KRI Bung Tomo-357, KRI Pattimura-371, KRI Teuku Umar-385, KRI Teluk Ende-517, KRI Teluk Sibolga-536, dan KRI Teluk Cirebon-543 menempati pos tempur masing-masing.
Seluruh laras senjata, baik manual maupun otomatis, tertuju pada arah datangnya ancaman dan siap memuntahkan amunisi untuk menghancurkan serangan udara lawan.
Berita Terkait
1.500 hewan peliharaan warga OKU divaksin antirabies
Rabu, 18 Desember 2024 5:00 Wib
Pengedar 1,9 kg sabu dan ribuan butir ekstasi di Banten diringkus
Rabu, 18 Desember 2024 2:00 Wib
Tujuh pemancing terseret laut pasang, 1 meninggal dunia
Minggu, 15 Desember 2024 19:31 Wib
Kenali gejala dan penanganan diabetes melitus pada anak
Senin, 9 Desember 2024 16:57 Wib
PLN Baturaja membangun Generasi Emas melalui Program Srikandi Mengajar
Jumat, 6 Desember 2024 13:36 Wib
Hino berikan bantuan truk untuk SMKN 1 Belitang III OKU Timur
Kamis, 5 Desember 2024 18:59 Wib
Persita fokus poin di lima laga akhir tahun
Rabu, 4 Desember 2024 1:30 Wib
Mobil microbus rombongan pelajar SMA 1 Panji kecelakaan
Senin, 2 Desember 2024 15:50 Wib