Jakarta (ANTARA) - Kepala Subdirektorat Pengelolaan Portofolio Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Novi Puspita Wardani menyatakan orang tua harus mengajarkan dan melatih mengenai investasi kepada anak sejak dini.
“Kita perlu aware terutama kalau buat bapak-bapak dan ibu-ibu yang punya anak di rumah bisa mulai dilatih tentang belajar investasi,” katanya dalam acara Obrolan Investasi Untuk Negeri di Jakarta, Rabu.
Novi menyatakan hal itu harus dilakukan mengingat jika uang hanya ditabung, tidak akan memiliki nilai tambah terlebih lagi nilai uang akan turun seiring dengan adanya inflasi.
“Kalau uang kita ditaruh di saving account saja nanti lama-lama uangnya akan habis karena kan masa depan akan turun nilai uang karena ada inflasi,” ujarnya.
Menurutnya, orang tua juga harus mengajarkan pengetahuan tersebut kepada anak-anak dengan bahasa yang mudah dipahami agar mereka terbiasa dengan investasi.
Novi mencontohkan ada seorang anak ingin membeli sebuah teleskop dengan suatu harga kemudian ia menabung hingga pada akhirnya uang yang dibutuhkan terkumpul namun ternyata harga teleskop tersebut sudah naik.
Ia mengatakan hal itu terjadi karena anak-anak hanya mengetahui bahwa menabung adalah satu-satunya cara untuk menyimpan uang padahal tidak bisa memberikan nilai tambah pada uang tersebut.
“Jadi mimpinya tidak tercapai sehingga investasi itu sangat penting. Kita harus mulai mengajarkan soal investasi kepada anak kecil,” ujarnya.
Sementara itu, seorang edukator investasi Felicia Putri Tjiasaka menjelaskan pemilihan investasi dapat dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan seseorang dengan jangka waktu yang dibutuhkan.
“Sebenarnya kita bisa pilih investasi sesuai maksud dan tujuan kita,” tegasnya.
Ia menjelaskan masyarakat dengan tujuan jangka pendek seperti sebagai dana darurat, liburan, hingga berbagai mimpi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka dapat memilih reksadana pasar uang, deposito, dan tabungan.
Untuk tujuan jangka pendek seperti mimpi-mimpi yang dicapai sekitar lima tahun ke depan maka bisa memilih reksadana pendapatan tetap, obligasi negara, emas, dan P2P lending.
Terakhir yakni untuk tujuan jangka panjang dengan berbagai mimpi dalam kurun waktu lebih dari lima tahun maka bisa memilih saham, reksadana indeks, franchise, properti, bisnis, dan P2P.