Taruna asal Papua daftar Akmil TNI AD tak beritahu orang tua
Jakarta (ANTARA) - Salah seorang taruna asal Papua, Samuel Wamu melakukan pendaftaran untuk mengikuti penerimaan calon taruna Akademi Militer (Akmil) TNI AD tanpa memberitahu orang tuanya, khususnya sang ayah.
"Setelah daftar di Komando Distrik Militer (Kodim), baru dia kasih tahu saya. Saya kaget," kata ayah Samuel Wamu, Hendrikus Wamu, dalam video yang diunggah akun Youtube TNI AD yang dilihat di Jakarta, Kamis.
Kenekatan Samuel tersebut membuat Hendrikus sampai harus menjual babi agar dapat mengongkosi tiket pesawat sang anak dari Wamena menuju Jayapura. Namun pengorbanan sang ayah tak disia-siakan oleh Samuel Wamu, keturunan Suku Dani, Wamena, Papua, saat mengikuti seluruh tahapan seleksi menjadi taruna Akmil.
Tahapan pertama yang harus dilewati adalah tes kesamaptaan. Untunglah, sejak kecil, Samuel sudah terbiasa membantu orang tuanya mencari kayu bakar dengan mendaki pegunungan Wamena.
Samuel juga gemar melakukan sprint atau lari jarak pendek. Biasanya latihan itu dilakukan Samuel setiap berangkat dan sepulang sekolah.Ia pun sering berlatih push up dan sit up di sekolah.
"Cuma restock (latihan bergelantungan pada tiang kemudian menarik badan hingga dagu melewati tiang) yang tidak saya lakukan, karena di sana (Wamena) tidak ada tempatnya," kata Samuel.
Dengan terbiasa mendapat tempaan fisik sejak kecil itu, Samuel mengaku tak kesulitan saat mengikuti tes kesamaptaan Akmil.
"Waktu tes itu, ada memanjat, lompat, itu saya rasa macam tidak terlalu berat begitu," kata Samuel.
Kemudian pada seleksi panitia penentu akhir (Pantukhir) TNI AD yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa, Samuel mulai merasakan ketegangan.
Namun, Samuel tetap fokus berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar bisa lulus dari seleksi tersebut.
"Waktu itu, pas sidang pantukhir itu, saya panik. Di situ saya hanya berdoa saja, semoga saya bisa lulus. Saya berdoa dan berdoa terus," kata Samuel.
Hingga kemudian diumumkan hasil keputusan sidang pantukhir tersebut, namanya masuk dalam 425 orang calon taruna akmil yang lulus.
Sebuah kebanggaan menyelimuti Samuel, yang akhirnya berhasil menjadi Taruna Akmil.
Namun, tiba-tiba dia jadi teringat utang budi kepada orang tuanya yang menjual babi demi memberangkatkan dia ke Jayapura.
"Begitu pengumuman, saya langsung pinjam ponsel ke teman. Saya telepon orang tua, saya bilang, saya lulus. Orang tua langsung menangis," kata Samuel.
Rupanya sang Ayah terharu karena bersyukur Tuhan membukakan pikiran sang anak untuk mendaftar penerimaan Akmil tersebut.
Ternyata di balik kenekatan Samuel untuk mendaftar itu, sebetulnya Tuhan memberikan jalan karier yang baik bagi putranya tersebut.
"Saya memang menangis, menangis bersyukur begitu, saya tidak curiga pada anak punya keinginan, terima kasih Tuhan," kata Hendrikus.
"Setelah daftar di Komando Distrik Militer (Kodim), baru dia kasih tahu saya. Saya kaget," kata ayah Samuel Wamu, Hendrikus Wamu, dalam video yang diunggah akun Youtube TNI AD yang dilihat di Jakarta, Kamis.
Kenekatan Samuel tersebut membuat Hendrikus sampai harus menjual babi agar dapat mengongkosi tiket pesawat sang anak dari Wamena menuju Jayapura. Namun pengorbanan sang ayah tak disia-siakan oleh Samuel Wamu, keturunan Suku Dani, Wamena, Papua, saat mengikuti seluruh tahapan seleksi menjadi taruna Akmil.
Tahapan pertama yang harus dilewati adalah tes kesamaptaan. Untunglah, sejak kecil, Samuel sudah terbiasa membantu orang tuanya mencari kayu bakar dengan mendaki pegunungan Wamena.
Samuel juga gemar melakukan sprint atau lari jarak pendek. Biasanya latihan itu dilakukan Samuel setiap berangkat dan sepulang sekolah.Ia pun sering berlatih push up dan sit up di sekolah.
"Cuma restock (latihan bergelantungan pada tiang kemudian menarik badan hingga dagu melewati tiang) yang tidak saya lakukan, karena di sana (Wamena) tidak ada tempatnya," kata Samuel.
Dengan terbiasa mendapat tempaan fisik sejak kecil itu, Samuel mengaku tak kesulitan saat mengikuti tes kesamaptaan Akmil.
"Waktu tes itu, ada memanjat, lompat, itu saya rasa macam tidak terlalu berat begitu," kata Samuel.
Kemudian pada seleksi panitia penentu akhir (Pantukhir) TNI AD yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa, Samuel mulai merasakan ketegangan.
Namun, Samuel tetap fokus berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar bisa lulus dari seleksi tersebut.
"Waktu itu, pas sidang pantukhir itu, saya panik. Di situ saya hanya berdoa saja, semoga saya bisa lulus. Saya berdoa dan berdoa terus," kata Samuel.
Hingga kemudian diumumkan hasil keputusan sidang pantukhir tersebut, namanya masuk dalam 425 orang calon taruna akmil yang lulus.
Sebuah kebanggaan menyelimuti Samuel, yang akhirnya berhasil menjadi Taruna Akmil.
Namun, tiba-tiba dia jadi teringat utang budi kepada orang tuanya yang menjual babi demi memberangkatkan dia ke Jayapura.
"Begitu pengumuman, saya langsung pinjam ponsel ke teman. Saya telepon orang tua, saya bilang, saya lulus. Orang tua langsung menangis," kata Samuel.
Rupanya sang Ayah terharu karena bersyukur Tuhan membukakan pikiran sang anak untuk mendaftar penerimaan Akmil tersebut.
Ternyata di balik kenekatan Samuel untuk mendaftar itu, sebetulnya Tuhan memberikan jalan karier yang baik bagi putranya tersebut.
"Saya memang menangis, menangis bersyukur begitu, saya tidak curiga pada anak punya keinginan, terima kasih Tuhan," kata Hendrikus.