"Air Mata Api", novel yang terinspirasi dari 12 lagu Iwan Fals
Jakarta (ANTARA) - Terinspirasi dari lagu-lagu Iwan Fals, Piter Abdullah Redjalam merilis novel "Air Mata Api", sang legenda musik Indonesia itu pun menyambutnya dengan gembira.
Sejak kecil Piter selalu ditemani oleh karya-karya dari Iwan. Menurutnya, semua lagu yang diciptakan oleh pelantun "Pesawat Tempur" itu selalu bercerita sehingga sangat dekat dengan orang yang mendengarkan.
"Lagunya mengena sekali dan masuk di kehidupan sehari-hari. Saya pikir ini kalau dijadikan cerita pasti akan sangat menarik. Banyak sekali lagu-lagu bang Iwan itu yang seperti refleksi kehidupan," ujar Piter dalam peluncuran novel "Air Mata Api", Kamis.
Iwan sendiri menyambut baik terbitnya novel "Air Mata Api". Menurutnya, semua orang bebas merepresentasikan lagu-lagu yang diciptakannya dan novel tersebut menjadi salah satu bentuk kreativitas baru.
"Gila juga ya, tadinya saya malas bacanya tapi kok jadi seru juga. Ini jadi obat buat saya, ini membuat saya jadi tenang. Saya tidak berani berkomentar banyak karena kesenian itu kayak gelas kalau dilempar ke lantai, pecahannya itu akan ke mana-mana," kata Iwan.
12 lagu Iwan yang menginspirasi cerita dalam novel "Air Mata Api" adalah "Berand Malam di Bangku Terminal", "Rindu Tebal", "Azan Subuh Masih di Telinga", "Nak", "Ujung Aspal Pondok Gede", "Doa Istri Seorang Bromocorah", "Antara Aku dan Bekas Pacarmu", "Sugali", "Ada Lagi yang Mati", "Jangan Tutup Dirimu", "Air Mata Api" dan "Aku Antarkan".
Proses pembuatan novel ini pun cukup lama, memakan waktu hingga 10 tahun. Belum lagi, Piter juga menunggu persetujuan dari pihak manajemen Iwan Fals.
"Namanya proses kreatif kan up and down. Bab pertama yang saya tulis itu tentang Rindu Tebal. Terus ya down lagi ya up lagi. Baru saya kebut tiga tahun yang lalu. Dummy novelnya jadi saya kasih ke pihak bang Iwan, prosesnya sampai dua tahun," kata Piter.
Peluncuran buku ini merupakan rangkaian acara menuju "Intimate Live Streaming Concert: Di Balik Nyanyian". Rencananya, novel "Air Mata Api" juga akan dibuatkan film trilogi dan mulai diproduksi pada 2021.
Sejak kecil Piter selalu ditemani oleh karya-karya dari Iwan. Menurutnya, semua lagu yang diciptakan oleh pelantun "Pesawat Tempur" itu selalu bercerita sehingga sangat dekat dengan orang yang mendengarkan.
"Lagunya mengena sekali dan masuk di kehidupan sehari-hari. Saya pikir ini kalau dijadikan cerita pasti akan sangat menarik. Banyak sekali lagu-lagu bang Iwan itu yang seperti refleksi kehidupan," ujar Piter dalam peluncuran novel "Air Mata Api", Kamis.
Iwan sendiri menyambut baik terbitnya novel "Air Mata Api". Menurutnya, semua orang bebas merepresentasikan lagu-lagu yang diciptakannya dan novel tersebut menjadi salah satu bentuk kreativitas baru.
"Gila juga ya, tadinya saya malas bacanya tapi kok jadi seru juga. Ini jadi obat buat saya, ini membuat saya jadi tenang. Saya tidak berani berkomentar banyak karena kesenian itu kayak gelas kalau dilempar ke lantai, pecahannya itu akan ke mana-mana," kata Iwan.
12 lagu Iwan yang menginspirasi cerita dalam novel "Air Mata Api" adalah "Berand Malam di Bangku Terminal", "Rindu Tebal", "Azan Subuh Masih di Telinga", "Nak", "Ujung Aspal Pondok Gede", "Doa Istri Seorang Bromocorah", "Antara Aku dan Bekas Pacarmu", "Sugali", "Ada Lagi yang Mati", "Jangan Tutup Dirimu", "Air Mata Api" dan "Aku Antarkan".
Proses pembuatan novel ini pun cukup lama, memakan waktu hingga 10 tahun. Belum lagi, Piter juga menunggu persetujuan dari pihak manajemen Iwan Fals.
"Namanya proses kreatif kan up and down. Bab pertama yang saya tulis itu tentang Rindu Tebal. Terus ya down lagi ya up lagi. Baru saya kebut tiga tahun yang lalu. Dummy novelnya jadi saya kasih ke pihak bang Iwan, prosesnya sampai dua tahun," kata Piter.
Peluncuran buku ini merupakan rangkaian acara menuju "Intimate Live Streaming Concert: Di Balik Nyanyian". Rencananya, novel "Air Mata Api" juga akan dibuatkan film trilogi dan mulai diproduksi pada 2021.