Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut tidak pernah menerbitkan surat ketetapan "justice collaborator" (JC) terhadap bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang baru saja memperoleh program cuti menjelang bebas.
"Justice collaborator" adalah pelaku kejahatan yang bekerja sama dengan penegak hukum.
"Kami sampaikan kembali bahwa KPK tidak pernah menerbitkan surat ketetapan JC," ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ali menjelaskan KPK pada 9 Juni 2014 dan 21 Juni 2017 menerbitkan surat keterangan bekerja sama untuk M Nazaruddin karena yang bersangkutan sejak proses penyidikan, penuntutan, dan di persidangan telah mengungkap perkara korupsi pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sarana Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang.
Selanjutnya, perkara pengadaan KTP-elektronik di Kemendagri dan perkara dengan terdakwa Anas Urbaningrum serta atas dasar M Nazaruddin telah membayar lunas denda ke kas Negara.
"Dengan demikian surat keterangan bekerja sama tersebut menegaskan bahwa pimpinan KPK saat itu tidak pernah menetapkan M Nazaruddin sebagai JC," ungkap Ali.
Ia juga mengungkapan dua surat keterangan bekerja sama tersebut diterbitkan saat dua perkara yang menjerat M Nazaruddin telah berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Lebih lanjut, ia mengatakan KPK juga beberapa kali telah menolak untuk memberikan rekomendasi sebagai persyaratan asimilasi kerja sosial dan pembebasan bersyarat yang diajukan Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, M Nazaruddin maupun penasihat hukumnya, yaitu pada Februari 2018, Oktober 2018, dan Oktober 2019.
"Oleh karenanya, KPK berharap pihak Ditjen Pemasyarakatan untuk lebih selektif dalam memberikan hak binaan terhadap napi koruptor mengingat dampak dahsyat dari korupsi yang merusak tatanan kehidupan masyarakat," kata Ali.
M Nazaruddin sebelumnya dalam perkara korupsi wisma atlet telah divonis penjara selama 7 tahun sedangkan perkara yang kedua, yaitu suap dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan vonis hukuman penjara selama 6 tahun.
Sebelumnya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Abdul Aris mengatakan pemberian remisi 4 tahun lebih bagi M Nazaruddin sudah sesuai dengan ketentuan.
Menurut Abdul, Nazzarudin sudah mendapat beragam remisi sejak tahun 2013 setelah dirinya dipidana. Sejak saat itu, remisi yang didapat Nazaruddin diakumulasikan menjadi total 4 tahun 1 bulan.
Abdul menjelaskan beragam remisi itu di antaranya remisi khusus Hari Raya Idul Fitri, remisi umum 17 Agustus, remisi dasawarsa tahun 2015 hingga remisi tambahan donor darah.
Selain itu, katanya, M Nazaruddin juga sudah bekerja sama sebagai JC. Menurut dia, JC merupakan salah satu syarat bagi M Nazaruddin untuk menerima remisi tersebut.
Berita Terkait
Dirjen ungkap rapat Kemensos di Labuan Bajo hadirkan artis Cita Citata
Senin, 10 Mei 2021 19:43 Wib
Dirjen: Baru Rp5 miliar balik dari kemahalan bayar bansos Rp74 miliar
Senin, 10 Mei 2021 15:52 Wib
Jaksa KPK cecar Dirjen Kemenspos terkait istilah "bina lingkungan"
Kamis, 4 Maret 2021 10:04 Wib
KPK dalami dugaan Dirjen Linjamsos turut terima aliran suap bansos
Selasa, 26 Januari 2021 10:52 Wib
KPK dalami penunjukan vendor bansos dari pemeriksaan Dirjen Linjamsos
Selasa, 22 Desember 2020 10:15 Wib
Nazaruddin mengaku akan bangun pesantren dan masjid setelah bebas
Kamis, 13 Agustus 2020 12:24 Wib
Alexander Marwata: M Nazaruddin bertindak sebagai "whistleblower"
Selasa, 23 Juni 2020 22:10 Wib
Ditjen PAS terima surat keterangan KPK untuk Nazaruddin dikategorikan "justice collaborator"
Kamis, 18 Juni 2020 14:20 Wib