Jakarta (ANTARA) - Merk ponsel asal China, Realme, mengakui ada kenaikan harga di produk-produk mereka akibat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah.
"Penyesuaian harga ada," kata Public Relation Manager Realme Indonesia, Krisva Angnieszca, saat jumpa pers virtual peluncuran Realme Band, Selasa.
Salah satu produk yang mengalami kenaikan harga adalah ponsel Realme 5i versi 3GB+32GB yang saat peluncuran pada Januari lalu dipasarkan seharga Rp1.799.000. Akun resmi Realme di Shopee menjual ponsel tersebut seharga Rp1.999.000, harga yang sama juga berlaku di situs realme.com.
Kenaikan harga tersebut juga dipengaruhi oleh ketersediaan komponen, yang harus didatangkan dari luar negeri. Sementara untuk produksi, Realme memiliki pabrik di Tangerang sehingga semua produk yang beredar di sini merupakan buatan Indonesia.
Merk yang masih satu grup dengan OPPO ini memastikan mereka bisa memasok komponen ke Indonesia meski pun mengalami penundaan sehingga stok mereka tetap stabil.
"Pabrik kami masih beroperasi," kata Krisva.
Dalam sesi wawancara yang sama, Marketing Director Realme Indonesia, Palson Yi, menyatakan pandemi virus corona ini turut berdampak bagi mereka dari segi produksi, yaitu mereka berusaha untuk menjaga kecepatan normal produksi sambil terus memastikan kondisi para karyawan yang bekerja tetap aman.
Sementara dari segi penjualan, untuk mengatasi kendala penjualan langsung atau offline yang harus tutup karena aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Realme memperluas kanal penjualan secara online.
Beberapa waktu lalu, Realme menambah kerja sama dengan salah satu penyedia platform dagang online untuk menyediakan toko resmi sampai menambah layanan di situs resmi realme.com agar konsumen bisa memanfaatkan fitur cash on delivery atau bayar di tempat.
Merk ini juga membuka akun bisnis di platform pesan instan WhatsApp agar pengguna bisa langsung memesan ke penjual resmi Realme, produk akan diantar langsung ke rumah konsumen.