Kantor Beriita Antara gelar pameran fotografi bertajuk "Sportacular"

id pameran fotografi Sportacular,LKBN Antara,sportacular,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini

Kantor Beriita Antara  gelar pameran fotografi bertajuk "Sportacular"

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA Ahmad Munir, kurator sekaligus Direktur Galeri Foto Jurnalistik ANTARA (GFJA) Oscar Motuloh, Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim Slamet Hadi Purnomo saat pembukaan pameran foto jurnalistik bertajuk "Sportacular" di Gedung Siola, Kota Surabaya, Jatim, Sabtu (21/9/2019). (Abdul Hakim)

Surabaya (ANTARA) - Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara bersama Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) menyelenggarakan pameran foto jurnalistik bertajuk "Sportacular" yang digelar di Gedung Siola, Kota Surabaya, Jatim, pada 21-28 September 2019.

"Pameran ini adalah bagian dari program ANTARA dalam rangka PSO kerja sama dengan Kemenkominfo," kata Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA, Ahmad Munir saat pembukaan pameran foto di Gedung Siola, Surabaya, Sabtu.

Pembukaan pameran fotografi selain dihadiri Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA Ahmad Munir, juga dihadiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kurator sekaligus Direktur Galeri Foto Jurnalistik ANTARA (GFJA) Oscar Motuloh, Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim Slamet Hadi Purnomo, kurator dalam pameran fotografi bertajuk "Sportacular", Ismar Patrizki dan lainnya.

Menurut Munir, pameran foto bertajuk "Sportacular" di Surabaya kali ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya digelar di Makasar pada Agustus lalu.

Dalam gelaran yang dihelat 8 hari tersebut, dipamerkan sebanyak 68 karya fortografi jurnalistik yang terdiri dari foto olahraga profesional dikombinasikan dengan olahraga tradional nusantara. Foto tersebut merupakan hasil karya dari 37 fotografer pewarta Antara dan Oficial Asian Games

"Kegiatan ini nantinya akan berlanjut di Semarang dan Jakarta dengan tema-tema lain. Harapan foto-foto yang dipamerkan kali ini bisa menginspirasi para fotografer, altet dan komunitas fotografi di Surabaya agar bisa melakukan hal-hal baik," katanya.

Kurator Ismar Patrizki mengatakan tema olahraga diambil dengan tujuan mengingatkan kembali pretasi Indonesia yang sukses menyelenggarakan perhelatan akbar pesta olahraga negara-negara Asia, Asian Games dan Asian Para Games 2018.

"Kita tidak bisa melupakan bagaimana kemeriahan Asian Games dan Asian Para Games lalu. Mengapresiasi seluruh atlet yang sudah berjuang dan membanggakan nama negara sehingga mampu mencapai rekor perolehan medali terbanyak sepanjang sejarah indonesia," ujarnya.

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa bangsa Indonesia juga tidak boleh melupakan olahraga tradisonal yang mungkin saja menjadi akar dari munculnya olahraga yang sudah ada sekarang ini. Mungkin awalnya hanya sebuah tradisi namun kini tradisi tersebut telah menjadi olahraga tradional yang berkembang di masyarakat.

Ia mengatakan pameran fotografi merupakan perdana yang digelar LKBN Antara dengan mengambil tema olahraga. Tujuannya medistribusikan produk-produk jurnalistik, tidak hanya berita teks namun juga produk fotografi jurnalistik kepada masyrakat luas.

"Kami ingin mengedukasi masyarakat dan mengenalkan bahwa Kantor Berita Antara tidak hanya mendistribusikan berita saja namun kami ingin menyentuh masyrakat luas salah satunya dengan pameran ini. Dengan diadakan acara ini diharapakan masyarakat lebih sadar dan dan bangga terhadap prestasi atlet dan tradisi indonesia, khusunya olahraga," ujarnya.

Kepala LKBN ANTARA Biro Jatim, Slamet Hadi Purnomo mengatakan terpilihnya Surabaya sebagai tuan rumah penyelenggara bukan tanpa sebab, Surabaya dinilai sebagai tempat lahirnya atlet berbakat lebih tepatnya Jawa Timur.

"Seperti yang kita ketahui, Surabaya khusunya Jawa Timur adalah gudangnya atlet berbakat dan Jawa Timur sudah menorehkan banyak erprestasi. Mungkin itu menjadi pertimbangan kenapa Surabaya dipilih," ujarnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pameran kali ini bagus karena bisa mendorong para fotografer profesional untuk mengevaluasi dirinya, anak-anak yang mau belajar fortografi bisa terinspirasi serta anak-anak yang punya hobi olahraga atau berprestasi di olahraga.

"Jadi foto itu akan bisa bercerita, mungkin orang lain tidak menangkap, tapi kalau yang ngerti bisa menangkap. Fotografi saat ini tidak terasa, tapi sepuluh tahun lagi bisa bicara. Dampaknya akan menimbulkan dorongan untuk bisa mencapai itu," katanya.