Pengamat: banyak caleg milenial belum matang

id Caleg,Caleg milenial,Kampanye,Parpol,Politik

Pengamat: banyak caleg milenial belum matang

Arsip- Sejumlah tim sukses salah satu Partai Politik peserta Pemilu beraksi pada karnaval kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) di Car Free Day (CFD) Kambang Iwak Palembang,Sumsel, Minggu (23/9). Sejumlah perwakilan partai peserta pemilu dan calon anggota DPD beradu kreativitas menampilkan diri pada karnaval kampanye Pemilu ini. (ANTARA News Sumsel/Feny Selly/Ang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Prof. Abdullah Idi mengatakan banyak calon legislatif usia muda atau milenial belum matang dan siap ikut berpolitik.

"Jika ingin berpolitik tentu harus ada ilmunya, butuh banyak-banyak membaca dan mengerti dengan hukum, karena menjadi wakil rakyat erat kaitannya dengan peraturan, kalau caleg milenial kemudian terpilih maka ada kerentanan menjadi korban politik akibat belum matangnya ilmu mereka, saya melihat banyak yang belum matang," ujar Prof Abdullah Idi, Selasa.

Menurutnya saat ini banyak sosok milenial tiba-tiba muncul menjadi caleg padahal belum memiliki pengalaman yang cukup di partai politik dan lebih cenderung bermodalkan pengalaman politik kampus, padahal antara politik partai dan kampus amatlah berbeda.

Politik kampus kata Prof Abdullah Idi, tidak serumit konstelasi politik partai yang penuh taktik dan jebakan, jika sosok milenial tidak cakap menghadapi dinamika politik maka rentan menjadi korban berbagai kasus korupsi hingga berujung operasi tangkap tangan.

Apalagi beberapa waktu terakhir sudah banyak sosok muda yang terjun ke politik tetapi kemudian menjadi korban jebakan birokrasi, selain kurangnya ilmu 'membaca' situasi, para sosok politik milenial juga dinilai masih kurang pengalaman. 

"Kebanyakan karena merasa cukup materi atau modal, lalu sosok milenial itu maju jadi caleg, ada juga yang 'dimajukan' oleh orang tuanya. Idealnya kalau mau maju caleg, lima tahun sebelumnya itu sudah di didik berpolitik sembari menanam jaringan, misalnya dengan jadi ketua berbagai organisasi. Kalau tidak ya tadi, begitu jadi anggota dewan malah jadi korban jebakan birokrasi, kan kasian," Jelas Prof Abdullah Idi.

Ia mengamati sejauh ini faktor kuat majunya caleg milenial maish dipengaruhi oleh rasa kebanggan berkerabat dengan tokoh-tokoh populer dan dia antaranya faktor pemenuhan kuota masing-masing partai.

Namun ia berpendapat, caleg milenial akan terpilih jika sudah memiliki jaringan komunikasi yang luas dan bersedia turun ke masyarakat di dapilnya dengan menawarkan solusi-solusi terkait permasalahan terkini.