"Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen," kata Gubernur Sumsel Alex Noerdin, saat menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Tahun Anggaran 2017 dan Akhir Masa Jabatan pada rapat paripurna DPRD Sumsel, di Palembang, Jumat.
Menurut dia, dari sisi produksi, kontribusi terbesar pada tahun 2017 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp74,90 triliun.
Kemudian sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp73,25 triliun, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar Rp60,86 triliun, dan sektor konstruksi sebesar Rp50,68 triliun, katanya.
Ia menyatakan, dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar pada tahun 2017 adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar Rp255,8 triliun, pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp147,8 triliun.
Selanjutnya ekspor luar negeri sebesar Rp59,6 triliun dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp30,9 triliun.
Alex menyatakan, insya Allah tren yang positif ini akan berlanjut didorong oleh berbagai kegiatan yang menunjang pertumbuhan ekonomi antara lain pelaksanaan Asian Games, proyek strategis nasional di Sumsel yaitu tol Palembang-Indralaya, tol Pematang Panggang-Kayu Agung, tol Betung-Tempino-Jambi, tol Simpang Indralaya-Muaraenim, tol Muaraenim-Lahat-Lubuklinggau, tol Lubuklinggau-Curup-Bengkulu.
Selanjutnya kereta api Prabumulih-Kertapati, kereta api Kertapati-Simpang TAA, kereta api Muaraenim-Pulau Baai, kereta api Tanjung Enim-TAA, kereta api Jambi-Palembang, LRT Sumsel, upgrading kilang eksisting, Bendungan Komering II, Irigasi Lematang dan KEK Tanjung Api-Api, sehingga pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan menjadi 5,65 persen dapat tercapai, ujarnya.
Ia menuturkan, upaya peningkatan angka pertumbuhan ekonomi telah dibarengi dengan upaya menurunkan kesenjangan pendapatan di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pemerataan kesejahteraan.
Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan merata tersebut juga dirasakan lebih optimal, karena inflasi di Sumsel selalu terkendali, kata Alex Noerdin.
