Jakarta (Antaranews Sumsel) - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menyatakan sekitar 85 persen rumput laut di dunia berasal dari Indonesia sehingga pengolahan komoditas kelautan itu perlu dikembangkan.
"Produk rumput laut luar biasa karena sekitar 85 persen pasokan rumput laut dunia dari Indonesia," kata Panggah Susanto dalam diskusi di Jakarta, Jumat.
Menurut Panggah, industri rumput laut di Indonesia sudah ada sebanyak 35 perusahaan yang memproses komoditas itu menjadi agar-agar dan produk terkait lainnya.
Namun sayangnya, ujar dia, perkembangan industri rumput laut itu masih tidak didukung pasokan bahan baku yang stabil sehingga utilisasinya dinilai masih sangat rendah.
"Utilisasinya rendah karena rumput laut mentah diekspor besar-besaran ke China," katanya.
Untuk itu, ia mengajak berbagai pihak terkait agar dapat melakukan pembenahan agar sektor industri pengolahan rumput laut memiliki produk keluaran yang lebih beragam dan menjadi barang jadi siap ekspor.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan program alih profesi yang dilakukan terhadap eks-penangkap benih lobster ternyata berhasil menambah produksi rumput laut di sejumlah daerah.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan, pembudidaya rumput laut penerima bantuan alih profesi eks penangkap benih lobster melakukan panen rumput laut di Kabupaten Lombok Timur, Kamis (28/12).
Kegiatan ini menandai dimulainya panen rumput laut yang dilakukan secara bertahap dan akan mencapai puncaknya atau panen raya pada awal bulan Januari tahun 2018.
"Panen ini merupakan bukti nyata keberhasilan program alih profesi bagi eks penangkap benih lobster yang saat ini menjadi salah satu program unggulan KKP sekaligus sebagai upaya mendorong peningkatan produksi rumput laut nasional," kata Slamet Soebjakto.
Menurut dia, keberhasilan tersebut menambah optimisme bahwa usaha budidaya ini memang menjadi salah satu solusi paling efektif bagi peningkatan ekonomi dan menjadi mata pencaharian yang menguntungkan, ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi masyarakat eks penangkap benih lobster.
Program tersebut, menurut Slamet tidak hanya berdampak tunggal, selain bertujuan untuk membantu masyarakat eks penangkap benih lobster secara ekonomi, namun juga akan berdampak positif secara ekologi khususnya sekitar perairan lombok yang menjadi lokasi berkembangnya benih lobster.
"Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan) sejak awal menegaskan bahwa pembangunan perikanan termasuk perikanan budidaya, haruslah dapat memenuhi pilar-pilar kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Ketiganya harus berjalan seiring dan bersama-sama," katanya.
(T.M040/B.S. Hadi)
Berita Terkait
TNI AL dan Angkatan Laut AS godok materi Latma CARAT 2024
Sabtu, 16 Maret 2024 21:47 Wib
China janji lanjutkan negosiasi Laut China Selatan dengan negara ASEAN
Kamis, 7 Maret 2024 16:33 Wib
Kopaska latihan peperangan khusus di Selat Sunda sampai 10 Maret 2024
Kamis, 7 Maret 2024 14:51 Wib
Cara TNI jaga kawasan laut IKN
Selasa, 5 Maret 2024 15:05 Wib
Serangan udara baru AS-Inggris targetkan Houthi di Yaman
Selasa, 5 Maret 2024 12:05 Wib
Pengamat: TNI AL harus tingkatkan deteksi kapal selam untuk jaga IKN
Senin, 4 Maret 2024 15:59 Wib
Alarm kapal berbunyi, prajurit AL bergerak dan gagalkan aksi perompak
Sabtu, 2 Maret 2024 8:11 Wib
Kasal: Perairan dekat IKN rawan perlu sensor awasi perlintasan
Kamis, 29 Februari 2024 14:15 Wib