Eko Yuli dkk diguyur bonus medali ISG

id Eko Yuli, angkat besi, bonus atlet, Angkat Besi Berat Seluruh Indonesia, PB PABBSI, Islamic Solidarity Games

Eko Yuli dkk diguyur bonus medali ISG

Atlet angkat besi Indonesia Eko Yuli (REUTERS/Yves Herman (Antarasumsel.com/Reuters/Yves Herman)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Eko Yuli Irawan dan kawan-kawan diguyur bonus oleh Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI) setelah mempersembahkan medali pada kejuaraan Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Baku, Azerbaijan.

Bonus tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum PB PABBSI Rosan P Roeslani di Grand Kemang Hotel, Jakarta, Jumat.

Hadir dalam pemberian bonus tersebut jajaran atlet, pelatih, hingga tim manager.

"Apa yang diraih oleh atlet di ISG bukan hal yang instan, namun sudah terprogram. Kunci dari prestasi ini adalah disiplin. Yang jelas kami tidak pernah memberikan janji bonus di awal. Kami tidak ingin bonus menjadi pendorong. Setelah ada prestasi baru ada bonus," kata Rosan P Roeslani di sela pemberian bonus.

Menurut dia, bonus tidak hanya diberikan kepada atlet, namun juga  kepada pelatih maupun tim manajer.

Ia menegaskan raihan medali ini merupakan buah kerja keras dan sinergi antara ketiga pihak yang selama ini berjalan dengan baik.

Pada ISG 2017 kontingen angkat besi Indonesia mampu meraih tiga medali emas lewat Eko Yuli Irawan, Surahmad, dan Sri Wahyuni. Selain itu juga mampu menyumbang empat medali perak yaitu melalui Nurul Akmal dan Dewi.

Besar bonus yang diguyurkan oleh PB PABBSI kepada atlet peraih medali, tim pelatih dan tim manager ini sebesar Rp500 juta. Peraih medali emas mendapatkan jatah bonus yang paling tinggi dan masing-masing mendapatkan Rp50 juta. Sedangkan perak mendapatkan Rp30 juta.

Jumlah bonus memang tidak sebesar saat tampil di Olimpiade Brazil, namun semua penerima bonus sangat mengapresiasi apa yang diberikan PB PABBSI. Apalagi selama persiapan untuk ISG dihadapkan ketidakpastian soal dana dari pemerintah.

"Bonus akan saya tabung saja. Untuk persiapan masa depan. Karena saya tidak akan selamanya menjadi atlet angkat besi. Saya harus menggunakan bonus sebaik-baiknya," kata peraih emas ISG, Sri Wahyuni usai menerima bonus.

Sementara itu pelatih angkat besi Supeni mengatakan apa yang diraih pada ISG Azerbaijan dijadikan momentum kebangkitan. Meski sektor putri tidak dipertandingkan pada SEA Games 2017 Malaysia, namun latihan dan persiapan harus terus dilakukan karena banyak kejuaraan internasional yang akan dihadapi.

"Memang benar apa yang dikatakan Pak Rosan. Bonus jangan dijadikan motivasi. Jika prestasi didapat maka bonus akan mengikuti. Kami berharap prestasi atlet semakin meningkat," katanya.