Mangrove Bengkulu serap 3.852 ton karbon

id mangrove, penelitian, menyerap karbon, Hutan mangrove, pemanasan global, Gunggung Senoaji, akademisi

Mangrove Bengkulu serap 3.852 ton karbon

Ilustrasi - Hutan mangrove. (Ist)

....Pentingnya ekosistem mangrove untuk mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global. ...
Bengkulu (Antarasumsel.com) - Hasil penelitian Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, menyebutkan hutan mangrove seluas 214 hektare di pesisir Kota Bengkulu mampu menyerap atau menyimpan karbon sebesar 3.652 ton.

"Hutan mangrove di pesisir Kota Bengkulu berperan besar dalam mitigasi pemanasan global lewat penyimpanan karbon mencapai 18,53 ton per hektare," kata Gunggung Senoaji, akademisi Universitas Bengkulu di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan penelitian yang dilakukan di 57 plot pengamatan dengan meneliti jenis dan dimensi vegetasi sesuai dengan tingkatan pertumbuhan.

Kandungan karbon tersimpan, menurut dia, ditentukan melalui perhitungan biomassa total pohon dengan mempertimbangkan nilai faktor ekspansi biomassa, fraksi karbon dan massa jenis kayu.

Hasil analisis peta lanjut Gunggung menunjukkan bahwa luas sebaran ekosistem mangrove di pesisir Kota Bengkulu sekira 214 hektare.

Kawasan seluas 116,24 hektare berada dalam hutan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang-Pulau Baai, sedangkan seluas 98,38 hektare berada di luas kawasan hutan.

"Ekosistem mangrove yang berada di luar kawasan hutan ini sangat rawan alih fungsi sehinga perlu segera ditetapkan sebagai kawasan lindung," ucapnya.

Hasil penelitian yang dilakukan bersama dosen Kehutanan lainnya, Muhammad Fajrin Hidayat itu menurut Gunggung dapat menjadi gambaran fungsi penting ekosistem mangrove untuk mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global.

Selain menyerap atau menyimpan karbon, ekosistem mangrove juga memiliki sederet fungsi lainnya yakni mitigasi bencana seperti peredam gelombang dan angin badai.

Fungsi lain sebagai pelindung pantai dari abrasi, gelombang air pasang hingga menjadi penahan lumpur dan perangkap sedimen yang dibawa aliran air permukaan, pencegah instrusi air laut ke daratan serta dapat menjadi penetralisir pencemaran perairan.

Eskositem mangrove juga berperan penting dalam pengembangan perikanan pantai karena merupakan tempat berkembang biak, memijah dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting dan udang.

"Bagian kanopi mangrove pun berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hewan darat seperti monyet, burung dan kelelawar," ucapnya.

Hasil penelitian sebelumnya kata Gunggung menyebutkan bahwa nilai guna langsung hutan mangrove sebesar Rp11,61 juta per hektare.