Pendidikan IT paling efektif tidak berbasis akademis

id IT, IT paling efektif

Pendidikan IT paling efektif tidak berbasis akademis

Head Of Executive PHP Indonesia Peter J Kambey pada acara Information System Expo 2016 di kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Rabu (30/11). (Foto Antarasumsel.com/Ellyvon/Parni)

Palembang (Antarasumsel.com) - PHP Indonesia menyatakan bahwa pendidikan di Tanah Air  mengenai informasi teknologi atau IT yang paling efektif tidak berbasis akademis, sebaiknya harus dibantu orang-orang yang tergabung dalam komunitas yang sudah terbiasa dan sangat bagus di bidangnya.

PHP adalah singkatan dari "PHP Hypertext Prepocessor", yaitu bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs website, kata Head Of Executive PHP Indonesia, Peter J Kambey pada acara Information System Expo 2016 di kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Rabu.

Ia menjelaskan, sistem pendidikan dalam bidang IT di Indonesia ini belum baik karena terlalu banyak sekatnya.

Mengenai sekat tersebut, kata Peter, teknologi itu basisnya aplikatif sehingga jika sistem pendidikan yang ada hanya berupa teori dan sedikit aplikasinya, ini akan menjadi penghalang kreativitas IT terbentuk oleh mahasiswa, untuk itulah diperlukan orang-orang sudah menjadi praktisi dan ahli dibidangnya agar dapat mengajar ataupun berbagi kepada mahasiswa tersebut.

Menurutnya, dalam segi industri teknologi, perkembangan IT di Indonesia sudah sangat bagus dan prospeknya menjanjikan, tinggal bagaimana sumber daya manusianya yang mengelola terkhusus mahasiswa IT meski sederhana baiknya mulailah untuk membuat inovasi baru dalam bidang IT.

"Sekarang ini waktu yang paling tepat untuk bergerak mengembangkan diri negera Indonesia sebagai produsen atau pencipta IT, tidak lagi hanya sekadar konsumen, karena saya lihat banyak pakar IT Indonesia sudah sangat baik di kancah nasional bahkan diakui Internasional," katanya.

Sementara, saat ini kelayakan sumber daya manusia dalam bidang IT baik secara nasional dan internasional diukur dari sertifikasi, namun standarisasi sertifikasi Internasional itu terlalu tinggi untuk Indonesia, sedangkan standarisasi nasional yang ada sekarang justru di bawah market pasar.

"Mengenai sertifikasi baiknya Indonesia terutama pemerintah, akademisi dan juga industri bekerja sama," katanya.

Menurut dia, semua kalangan harus bekerja sama mendukung sistem sertifikasi berbasis proporsional, sebab tantangan terbesar saat ini ialah ujian dari pasar atau market, praktisi IT yang mengusahakan namun harus sesuai dengan ekspektasi pasar.

Ia menambahkan, target terbesar yang diharapkan ialah universitas giat mengundang praktisi, pakar dan pengelola pasar IT untuk mendapatkan ilmunya serta orang industri juga rajin berbagi dengan akademisi.