PON 2016 - Vicky anak pedagang pecel yang ingin mendunia

id angkat besi, Lifter angkat berat Lampung, pemecah tiga rekor PON, dua rekor nasional

PON 2016 - Vicky anak pedagang pecel yang ingin mendunia

Ilustrasi- Atlet Angkat berast Lifter putra kelas 62 kg .(ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/Ang)

Soreang, Kabupaten Bandung (ANTARA Sumsel) - Lifter angkat berat Lampung pemecah tiga rekor PON dan dua rekor nasional yang satu di antaranya rekor Asia, pada kelas 66 kilogram Viky Ardyanto, merupakan anak pedagang pecel, bercita-cita menjadi juara dunia.

"Target saya juara dunia. Kalau terus berlatih dan diberikan kesempatan mudah-mudahan bisa," kata Vicky  Ardyanto, di Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu.

Pemegang rekor baru untuk  jenis angkatan squat dari 305 kilogram atas namanya sendiri yang ditorehkan pada PON 2012 Riau menjadi 307 kilogram, jenis angkatan dead lift dari 290 kilogram yang juga diraihnya pada PON 2012 Pekanbaru dilampauinya pada PON Jabar ini menjadi 291 kilogram.

Selain itu, total  angkatan yang diraihnya pada PON XIX 2016 seberat 798 kilogram melampaui rekornya yang diraih pada PON 2012 Riau, seberat 797,5 kilogram, ingin terus berkiprah di angkat berat.

"Dari angkat berat saya ingin memperbaiki perekonomian keluarga," kata anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Purwanto dan Turminah ini.

Ia mengaku mengenal barbel tahun akhir 2009, ketika ada keluarga Imron Rosadi--pelatih angkat besi dan pemilik Padepokan Gajah Lampung melihatnya, dan dibawa ke  padepokan tersebut. Kemudian tahun 2010 setelah dilihat berpotensi diperkenankan "mondok" di sana.

Viky menjawab dengan jujur tentang motivasi apa yang membawanya menjadi lifter.

"Motivasi jelas uang. Itu saja," kata mahasiswa manajemen keuangan Universitas Muhammadiyah, Pringsewu, Lampung, semester lima itu.

Perekonomian keluarga diperbaiki, lanjut dia, karena sang ayah seorang petani dan ibu pedagang pecel di kampungnya.

Menyinggung hobinya, sesuai dengan bidang kuliah yakni bisnis. "Hobi saya bisnis. Bisnis apa saja yang penting halal," kata peraih   rekor nasional senior pada squat dari 306 kilogram yang diraih pada pra-PON 2015 Bandung menjadi 307 kilogram.

Begitu pula total angkatannya yang diraih pada pra-PON tersebut seberat 787 kilogram dilampauinya menjadi 798 kilogram.

Viky pun mengakui, dari angkat berat bisa beberapa kali ke luar negeri untuk bertanding, seperti ke Jepang, Norwegia, Filipina, Australia, Hongkong dan India.

Terkait bonus yang akan diterimanya dari Pemprov Lampung, Viky mengaku ingin memperbaiki rumah pribadinya, yang dibuat dari hasil menjadi lifter tak jauh dari rumah kedua orang tuanya di Wates, Kabupaten Pringsewu.

Kapan menikah? "Secepatnya," kata dia, yang mengaku sudah memiliki kekasih yang juga mantan lifter di Padepokan Gajah Lampung.