Palembang (ANTARA Sumsel) - Bank Mandiri Sumatera Selatan memiliki program khusus untuk menghindarkan para pedagang pasar dari jasa ilegal `bank keliling` dengan menjemput uang tabungan nasabah di sejumlah pasar Kota Palembang.
Head of Region Bank Mandiri II Sumatera Bagian Selatan Toto Supriadi di Palembang, Selasa, mengatakan program ini merupakan misi perusahaan untuk menyelamatkan masyarakat kalangan bawah dari jeratan para rentenir.
Rentenir kerap beredar di pasar tradisional dengan menawarkan kemudahan dalam meminjam tapi suku bunga yang tinggi saat pengembalian dana.
"Mulanya agak sulit, tapi ketika dijelaskan bahwa petugas akan datang ke pasar mengambil langsung uang tabungan dalam satu pekan sebanyak satu kali, sejumlah pedagan mulai tertarik," kata dia.
Ia mengatakan selama ini mereka menabung dengan penjual jasa "bank keliling" rata-rata perhari Rp5.000 hingga Rp50.000.
Kemudian uang yang dikumpulkan itu akan diambil beberapa bulan mendatang untuk sejumlah keperluan seperti pulang kampung saat Lebaran, biaya pendidikan anak, dan lainnya.
"Biasanya saat mengambil uang simpanan akan dikenai sejumlah biaya. Inilah bedanya dengan perbankan yang hanya mengutip biaya administrasi sekadarnya, selain itu resiko sangat kecil. Berbeda jika menambung dengan jasa `bank keliling` yang ada kemungkinan dilarikan," kata dia.
Tak hanya menabung, Bank Mandiri juga menerapkan hal serupa untuk ansuran kredit dengan melakukan penjemputan setoran.
"Ada pedagang yang meminjam uang ke Bank Mandiri, jika dihitung per bulan angsurannya Rp250.000. Jika dibayarkan sekali maka akan berat, tapi jika dijadikan per hari maka hanya membayar Rp7.500, tentunya ini tidak memberatkan," kata dia.
Untuk meningkatkan kepercayaan nasabah bahwa dana yang disetor telah diterima bank, maka petugas akan menyerahkan struk bukti penyetoran dan bisa langsung dicetak di buku rekening jika mendatangi kantor cabang.
"Edukasi ke masyarakat terkait pentingnya menabung pada lembaga resmi terus dilakukan Bank Mandiri, harapannya masyarakat juga dapat mengurangi kebiasaan konsumtifnya dengan menabung," kata dia.
Berdasarkan hasil data Bank Dunia tahun 2011, akses penduduk Indonesia terhadap bank masih tergolong rendah jika dibandingkan negara-negara tetangga yakni hanya 19,6 persen. Sebagai pembanding, Malaysia 66,7 persen, Fhilipina 26,5 pesen, Thailand 77,7 persen, Vietnam 21,4 persen, India 35,2 persen, China 63,8 persen, Rusia 48,2 persen, Brazil 55,9 persen.
Berita Terkait
Polisi Thailand kembali ringkus pejabat bank yang jual data nasabah
Jumat, 16 Februari 2024 16:38 Wib
Kejati Sumsel lakukan penggeledahan kediaman tersangka kasus uang nasabah
Rabu, 24 Januari 2024 0:27 Wib
Kejati Sumsel tangkap tersangka korupsi dana nasabah
Rabu, 17 Januari 2024 20:43 Wib
Kejati Sumsel tetapkan seorang tersangka dugaan korupsi dana nasabah bank
Jumat, 15 Desember 2023 22:06 Wib
LPS bayarkan dana nasabah dua bank bangkrut sebesar Rp261,6 miliar
Jumat, 3 November 2023 17:28 Wib
AdaKami akan tempuh jalur hukum terkait dugaan nasabah yang bunuh diri
Jumat, 22 September 2023 15:34 Wib
OJK perintahkan AdaKami investigasi kabar nasabah bunuh diri
Kamis, 21 September 2023 16:16 Wib
Community Officer BTPN Syariah, Kesempatan Berkarya Menjadi #Bankirpemberdaya
Kamis, 24 Agustus 2023 14:49 Wib